SAMPANG, MaduraPost – Dugaan pemotongan bantuan beras dari pemerintah kembali mencuat. Kali ini terjadi di Desa Sokobanah Daya, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang. Warga penerima manfaat mengaku hanya menerima setengah dari jatah bantuan yang seharusnya mereka terima.
Distribusi bantuan pangan berupa beras dari Badan Urusan Logistik (Bulog) dilakukan pada Rabu (30/7/2025) lalu. Berdasarkan ketentuan, setiap Keluarga Penerima Manfaat (KPM) seharusnya mendapat dua karung beras, masing-masing seberat 10 kilogram, atau total 20 kilogram. Namun, kenyataannya, warga hanya menerima satu karung beras seberat 10 kilogram.
“Waktu difoto saya pegang dua karung, katanya dapat 20 kilo. Tapi pas pulang cuma dikasih satu karung isi 10 kilo,” ujar salah satu warga yang meminta identitasnya dirahasiakan, Jumat (1/8/2025).
Kejanggalan itu turut menyorot pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Slamet, yang hadir saat pendistribusian. Namun, saat dikonfirmasi, ia justru menghindar dari tanggung jawab dan melempar persoalan ke pihak desa.
“Pendamping hanya memantau, Mas. Soal kebijakan, itu dari desa,” kata Slamet sembari mengirim dua nomor telepon, salah satunya milik Pj Kepala Desa Sokobanah Daya.
Ketika ditanya lebih lanjut apakah dirinya mengetahui adanya pengurangan jatah beras yang diterima warga, Slamet memilih bungkam.
Pj Kepala Desa Sokobanah Daya, Munasib, juga tidak memberikan jawaban tegas saat dimintai klarifikasi. Ia bahkan mengalihkan tanggung jawab ke pihak lain.
“Coba koordinasi ke mentor, Bos,” tulis Munasib singkat melalui pesan.
Meski mengaku hadir saat penyaluran bantuan, Munasib mengatakan dirinya datang terlambat karena sedang ada kegiatan lain.
“Ada, tapi saya datang siang karena masih mengajar,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada penjelasan resmi dari pihak desa maupun aparat kecamatan mengenai dugaan pemotongan bantuan tersebut. Sementara itu, keresahan warga terus mencuat, mengingat bantuan beras sangat penting untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.





