SUMENEP, MaduraPost – Imam Bakri, yang sebelumnya menghina almarhum KH A. Warits Ilyas, akhirnya meminta maaf secara langsung kepada keluarga ulama tersebut.
Permintaan maaf ini diterima oleh KH Muhammad Ali Fikri, salah satu putra almarhum yang juga kakak dari KH Muhammad Salahuddin atau dikenal sebagai Ra Mamak, di Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa, Guluk-Guluk, Sumenep, pada Sabtu (24/8) pagi.
Dalam pertemuan tersebut, KH Muhammad Ali Fikri menyambut Imam Bakri dengan senyuman dan tanpa menunjukkan kemarahan atau kebencian.
Imam Bakri didampingi oleh beberapa aparat kepolisian dari Polres Sumenep serta perangkat Desa Lalangon, Kecamatan Manding. Selain itu, puluhan alumni yang tergabung dalam Ikatan Alumni Annuqayah turut hadir menyaksikan momen permintaan maaf tersebut.
KH Muhammad Ali Fikri berbicara kepada Imam Bakri dalam bahasa Madura yang lembut, ciri khas pesantren.
Ia menanyakan beberapa hal kepada Imam Bakri, seperti apakah Imam Bakri memiliki keluarga, apakah ia pernah mengenal almarhum KH A. Warits Ilyas secara pribadi, dan apa yang menjadi motivasi di balik komentar bernada penghinaan tersebut.
Imam Bakri mengaku kepada KH Muhammad Ali Fikri bahwa ia khilaf karena terpengaruh oleh komentar-komentar orang lain yang muncul di postingan akun TikTok Sumenep Menyala.
Dia pun meminta maaf dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan serupa di masa depan.
KH Muhammad Ali Fikri menasihati Imam Bakri agar lebih bisa menahan diri dan tidak mudah terpancing untuk melakukan tindakan yang bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain.
“Perlu membatasi diri, terutama ketika terpengaruh oleh komentar orang lain. Ini adalah pelajaran bagi Mas Bakri untuk belajar mengontrol diri,” ujar KH Muhammad Ali Fikri, Sabtu (24/8).
Pihaknya juga mengingatkan para santri dan alumni Pondok Pesantren Annuqayah untuk terus menjaga perilaku yang baik di masyarakat, mengingat mereka dilihat sebagai orang yang terpelajar, dekat dengan agama, dan memiliki moralitas yang tinggi.
Hal ini penting agar mereka tetap dihormati dan dihargai oleh masyarakat.
“Saya berterima kasih kepada para alumni yang dengan cepat menunjukkan kepedulian mereka. Termasuk kepada pelaku yang beritikad baik dengan meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya,” pungkas KH Muhammad Ali Fikri.***