SUMENEP, MaduraPost – Sejumlah pelajar di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar penggalangan dana solidaritas untuk GAZA Palestina. Rabu, 1 November 2023.
Pantauan di lokasi, sejumlah pelajar ini melakukan aksi solidaritas kemanusiaan tepat di jam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), sekitar pukul 09.00 WIB.
Meski saat ini belum diketahui secara pasti para pelajar tersebut berasal dari sekolah mana, namun hal ini tentu mengundang perhatian publik lantaran dinilai tidak masuk saat jam pelajaran berlangsung.
Hal ini yang kemudian membuat opini eksploitasi anak muncul kepermukaan.
Pasalnya, para pelajar tersebut lengkap mengenakan atribut sekolah yakni seragam saat melakukan penggalangan dana itu.
Menanggapi maraknya pelajar menggelar aksi solidaritas bagi warga Palestina di jam sekolah ini, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Sumenep angkat bicara.
Kepala Dinsos P3A Sumenep, Dzulkarnaen mengatakan, bahwa akan bergerak cepat untuk menyelesaikan hal yang tidak sedap dipandang mata tersebut.
Pihaknya menegaskan, akan segera melakukan koordinasi dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat untuk menertibkan adanya pelajar yang melakukan aksi penggalangan dana di waktu jam sekolah.
“Kami akan segera melakukan koordinasi dengan pihak Satpol PP,” kata Dzulkarnaen saat dihubungi media, Rabu (1/11).
Dia menyebut, Dinsos P3A Sumenep bersama tim akan turun langsung ke lapangan untuk memberikan imbauan dan memastikan tidak ada lagi siswa-siswi melangsungkan penggalangan dana di jam aktif sekolah.
“Kami akan turun ke lapangan bersama tim nanti,” kata dia menegaskan.
Dzulkarnaen menilai, tindakan kemanusiaan untuk membantu saudara di Palestina sangat bagus untuk dilakukan. Hanya saja, menurutnya, harus dilakukan dengan cara yang elok.
“Tapi kalau di tengah jalan dan melibatkan anak di bawah umur ini sangat tidak elok untuk dilakukan,” jelas dia.
Pantauan media ini di lokasi, dalam kurun waktu beberapa hari terakhir, marak para pelajar yang notabenenya masih di bawah umur turun jalan melakukan penggalangan dana untuk warga Palestina.
Para siswa tersebut melakukan penggalangan dana di berbagai titik lampu merah, salah satunya di simpang empat lampu merah Jalan Raya Trunojoyo, Kota Sumenep.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep, Agus Dwi Saputra menjelaskan, kegiatan penggalangan dana yang melibatkan anak di bawah umur atau pelajar seminim mungkin harus dihindarkan.
“Ya tidak boleh lah, itu kan waktunya siswa belajar di kelas,” kata Agus menjelaskan.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan tindakan berupa teguran terhadap lembaga terkait jika itu dilakukan oleh lembaga yang ada di bawah naungan Disdik Sumenep.
“Lembaga swasta di bawah naungan kita itu ada. Nanti kita akan lakukan koordinasi dengan satuan pendidikannya,” kata Agus menuturkan.
Disinggung terkait sanksi bagi lembaga yang melakukan aksi penggalangan dana dan melibatkan para pelajar, pihaknya mengatakan akan segera melakukan evaluasi.
Agus mengatakan, aksi penggalangan dana memang merupakan tindakan yang baik untuk mengajarkan kepedulian antar sesama.
Hanya saja, hal tersebut harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada.
Di sisi lain, sejumlah siswa-siswi asal sekolah MAN Sumenep, juga menggelar aksi sosial penggalangan dana bagi warga Palestina.
Bedanya, para siswa-siswi ini melangsungkan kegiatan tersebut saat sore hari, alias di luar jam sekolah atau KBM.
Pada media, Tias, siswi MAN Sumenep mengatakan, aksi solidaritas itu dilakukan oleh perwakilan OSIS di sekolahnya.
Rencananya, hingga Jumat (3/11/2023), dia bersama anggota OSIS lain akan segera mengumpulkan hasil dari penggalangan dana untuk warga Palestina itu.
“Iya, kami juga sudah dapat izin dari para guru pengajar. Asal waktunya ketika sudah selesai sekolah,” ujar Tias.***