SUMENEP, MaduraPost – Cuaca ekstrem yang melanda perairan Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, memaksa para nelayan untuk tidak melaut.
Angin kencang yang berhembus di wilayah tersebut menyebabkan gelombang laut mencapai ketinggian 2 hingga 3 meter, sehingga berisiko tinggi bagi mereka yang tetap memaksakan diri melaut.
Heri, seorang nelayan dari Pulau Giligenting, mengaku memilih untuk menunda aktivitas melaut hingga kondisi cuaca membaik.
“Untuk sementara saya menunggu cuaca membaik. Karena sekarang-sekarang ini cuacanya buruk banget,” ujarnya pada wartawan, Jumat (7/2).
Menurutnya, dalam beberapa hari terakhir, cuaca buruk sering terjadi pada jam-jam tertentu, yakni antara pukul 08.00 – 10.00 WIB serta pukul 17.00 – 21.00 WIB.
“Sekarang tangkapan hasil laut saya minim. Ya mau gimana lagi wong angin kencang, terus ombak tinggi,” tambahnya.
Hal serupa juga dialami oleh Bahauddin, seorang nelayan asal Pulau Sepudi. Ia lebih memilih untuk mengutamakan keselamatan daripada harus bertaruh nyawa menghadapi cuaca ekstrem.
“Saya sendiri di sini mending menunggu cuaca landai. Soalnya kan akhir-akhir ini emang gak bisa dipaksakan,” ungkapnya melalui sambungan telepon.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumenep, Ari Widjajanto, mengonfirmasi bahwa cuaca buruk masih akan berlangsung hingga 16 Februari 2025.
“Sementara masih terus berlangsung angin kencangnya sampai minggu depan ini,” jelasnya.
Ia pun mengimbau masyarakat, khususnya para nelayan, agar lebih berhati-hati dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem di wilayah perairan.
“Semoga warga menjadikan informasi BMKG sebagai rujukan. Jadi, mending hati-hati demi keselamatan bersama,” pungkasnya.***