SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Politik

Makna ‘Ngantor’ di Kepulauan, Wabup Sumenep Nilai Bukan Tinggal di Pulau

Avatar
×

Makna ‘Ngantor’ di Kepulauan, Wabup Sumenep Nilai Bukan Tinggal di Pulau

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi

SUMENEP, MaduraPost – Janji politik Wakil Bupati (Wabup) Sumenep Dewi Khalifah ‘Ngantor’ di kepulauan seolah menjadi tabu. Pasalnya, makna ‘Ngantor’ di kepulauan bukan lantas membangun sebuah bangunan kantor dan berdampingan secara langsung bersama masyarakat. Jumat 13 Mei 2022.

Satu tahun lebih memimpin Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, sebagai Wabup di tepis manis oleh orang nomor dua di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep ini.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Pada MaduraPost, Wabup yang kerap disapa Nyai Eva ini mengatakan, memaknai ‘Ngantor’ di kepulauan tidak harus ada kantor di pulau tertentu.

“Saya juga punya tanggungjawab di daratan. Ada 27 Kecamatan kan di Sumenep, daratan dan kepulauan. Jangan memaknai ‘Ngantor’ di kepulauan itu duduk berdampingan dengan masyarakat selama satu bulan,” kata Nyai Eva, saat dikonfirmasi melalui sambungan selularnya, Jumat (13/5).

Menurutnya, memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya warga kepulauan harus berimbang. Dia menegaskan, tidak muluk-muluk langsung ada di pulau dengan waktu yang cukup lama.

Baca Juga :  Kyai di Madura Dukung Ganjar Capres Pilihan PDIP, Netizen Bicara Amplop Kyai dan Dukung Anies

“Kami harus mengimbangi pelayanan daratan dan kepulauan. Tapi yang sering turun ke kepulauan adalah saya,” akuinya.

Meski begitu, Nyai Eva menjelaskan, jika mendatangi warga kepulauan harus menyesuaikan dengan waktu. Dia mangaku harus berbagi dengan warga wilayah daratan.

“Kemarin kita ke Pulau Raas, sudah disempatkan mengunjugi pulau-pulau kecil. Kepada warga kami menanyakan bagaimana aktifitas warga disana. Nanti insyaAllah di bulan Juli hingga Agustus akan ke Pulau Masalembu dan Sapudi,” katanya menjelaskan.

Pihaknya mengungkapkan, mengunjugi warga kepulauan sudah terjadwal setiap bulan dengan jangka waktu 3 hingga 5 hari. Dia meyakini, jika program tersebut akan tetap berjalan, mulai dari pulau terdekat hingga yang terjauh.

“Setelah itu kembali ke daratan lagi. Jadi hasil aspirasi masyarakat itu kita perjuangkan agar bisa direalisasikan,” katanya.

Nyai Eva mengatakan, Sumenep memiliki ratusan pulau. Nanti, kata dia, pihaknya akan mendatangi secara bergilir warga kepulauan selama masih ia menjabat sebagai Wabup Sumenep hingga tahun 2024.

Baca Juga :  Mahfud MD Ajak Masyarakat Sumenep Nyanyi Lagu Daerah

“Kalau untuk kepulauan yang kecil-kecil sudah kami lakukan, usai saya dilantik dulu. Sekitar 4 sampai 5 pulau yang kami kunjungi,” ujarnya.

Dia menegaskan, mengunjungi warga kepulauan tidak hanya terfokus pada satu titik. Namun, warga pulau yang ada di Sumenep memang wajib untuk didatangi.

“Program-program yang nanti akan dikembangkan di kepulauan mulai dari pertumbuhan ekonomi, layanan kesehatan, perbaikan infrastruktur dan pendidikan yang naksimal bisa disampaikan oleh masyarakat ketika saya sudah turun ke pulau,” kata dia lebih lanjut.

Terpisah, salah satu warga Pulau Kangean, Ferdi (27) mengatakan, bahwa apa yang dijanjikan Nyai Eva hanyalah wacana saja, alias hanya janji politik waktu dirinya ingin menjabat sebagai Wabup Sumenep.

“Satu tahun lebih sudah pemerintahan Fauzi-Eva dengan segala janjinya yang entah sampai kapan akan segera ditepati, yang pasti salah satunya dengan janji Wabup untuk ngantor dikepulauan,” ucap Ferdi.

Baca Juga :  Pengendara Motor Hantam Mobil Angkot Hingga Kritis

Dia pun mengatakan dengan tegas bahwa pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2019 lalu, secara terang-terangan Wabup Dewi Khalifah akan membangun sebuah kantor di salah satu kepulauan Sumenep.

“Dimanakah kantor Bu Wabup, kok sampai sekarang belum dibangun, warga kepulauan menagih janji Bu Wabup agar tau bagaimana kondisi hidup di kepulauan,” kata Ferdi bertanya terheran-heran.

Ferdi juga bercerita soal infrastruktur jalan yang rusak di desanya, serta aliran listrik yang masih tersendat dan belum normal total bagi warga Pulau Kangean.

“Biar tahu bagaimana rasanya jalan rusak, listrik nggak normal. Jadi saya menunggu berdirinya Kantor Bu Wabup. Kalau memang sudah ada, kami warga kepulauan ingin bertamu ke rumah dinas-nya di kepulauan,” pungkasnya.

Baca berita lainnya di Google News atau langsung ke halaman Indeks

Konten di bawah ini disajikan oleh advertnative. Redaksi Madura Post tidak terlibat dalam materi konten ini.