LSM Gebrak Meja di Sekolah, DPKS: Ini Penghinaan terhadap Dunia Pendidikan

Avatar

- Jurnalis

Rabu, 28 Mei 2025 - 05:09 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TANGKAPAN LAYAR. Muhlis, warga yang mengaku sebagai anggota LSM, berbicara dengan Kepala SDN Duko 1, Moh. Yunus, di ruang guru sesaat sebelum terjadi kericuhan, Senin (26/5/2025). (Istimewa for MaduraPost)

TANGKAPAN LAYAR. Muhlis, warga yang mengaku sebagai anggota LSM, berbicara dengan Kepala SDN Duko 1, Moh. Yunus, di ruang guru sesaat sebelum terjadi kericuhan, Senin (26/5/2025). (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS), Madura, Jawa Timur, mengeluarkan pernyataan keras terkait tindakan intimidasi yang dilakukan oleh seorang anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terhadap pihak sekolah dasar negeri di Pulau Kangean.

Peristiwa itu terjadi di SDN Duko 1, Kecamatan Arjasa, pada Senin, 26 Mei 2025, dan sontak menjadi sorotan publik setelah video kejadian tersebut menyebar luas di media sosial.

Dalam rekaman video berdurasi singkat, terlihat seorang pria bernama Muhlis, yang disebut-sebut merupakan bagian dari LSM Bidik, marah-marah sambil membentak guru dan menghantam meja di ruang guru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Aksi tersebut menimbulkan suasana mencekam yang berdampak psikologis pada guru dan siswa. Beberapa anak bahkan dilaporkan menjerit ketakutan ketika insiden itu terjadi.

Baca Juga :  Cerita Mahfud MD Pernah Tak Lulus Tes CPNS Malah Jadi Menteri

Ketua DPKS, Mulyadi, mengecam keras tindakan tersebut dan menyebutnya sebagai bentuk kekerasan dan premanisme yang mencoreng dunia pendidikan.

“Bayangkan saja, anak-anak sampai menjerit karena ketakutan melihat aksi brutal oknum itu. Ini merupakan bentuk penghinaan terhadap lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi tempat aman dan nyaman bagi para pelajar,” ujar Mulyadi, Rabu (28/5).

Mulyadi menegaskan, jika memang ada dugaan penyelewengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), hal itu seharusnya ditindaklanjuti melalui prosedur hukum yang berlaku, bukan dengan meneror langsung para pendidik dan siswa di lingkungan sekolah.

Baca Juga :  Warga Dungkek Positif Covid-19, RSI Garam Kalianget Enggan Berikan Keterangan Valid

“Cara-cara kasar seperti membanting meja, menantang adu fisik, dan mencoba memaksa secara langsung adalah perilaku pengecut. Ini jauh dari prinsip kontrol sosial yang beradab,” katanya menambahkan.

Lebih lanjut, DPKS mendesak aparat penegak hukum, baik kepolisian maupun kejaksaan, agar segera turun tangan melakukan penyelidikan menyeluruh atas insiden ini.

Tujuannya tak lain untuk memberikan efek jera kepada pelaku serta mencegah agar kejadian serupa tidak kembali terjadi, terutama di wilayah kepulauan yang pengawasannya terbatas.

DPKS juga menyampaikan imbauan kepada seluruh elemen LSM di Kabupaten Sumenep agar menjaga integritas serta menjunjung tinggi norma etika dalam menjalankan fungsi sosialnya.

Baca Juga :  Penyaluran BLT DD Tahap II di Desa Larangan Badung Berjalan Lancar

“LSM tidak memiliki kewenangan untuk bertindak layaknya penegak hukum, apalagi sampai mengintervensi proses pendidikan dengan intimidasi. Kami akan selalu berada di garda terdepan membela tenaga pendidik dan siswa dari segala bentuk kekerasan,” tegas Mulyadi.

Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian mengenai langkah hukum yang diambil terkait insiden tersebut.

Namun desakan publik semakin menguat agar aparat segera bertindak demi menjamin keamanan lingkungan sekolah, khususnya di daerah kepulauan yang minim pengawasan langsung dari otoritas terkait.***

Penulis : Miftahol Hendra Efendi

Editor : Nurus Solehen

Sumber Berita : Redaksi MaduraPost

Follow WhatsApp Channel madurapost.net untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kantor NasDem Madura Raya Berdiri, Kepemimpinan Akis Jasuli Digugat Kader Sendiri
Kusta, Sejarah yang Dipelintir Kadinkes Sampang, dan Amarah dari Pulau Mandangin
Dari Dana Desa ke Vendor, Jejak Uang di Balik Smart Village di Sampang
Kurir JNT di Pamekasan Dicekik Customer Gara Gara Barang Tidak Sesuai Pesanan
Dugaan Korupsi Dana Kapitasi Puskesmas Talang dan Tanggung Jawab Moral Bupati Pamekasan
Koordinator JAKA Jatim Sesalkan Penutupan Kasus Gebyar Batik Pamekasan: Polres Ugal-Ugalan Tangani Korupsi
Bupati Pamekasan Diterpa Isu Jual Beli Jabatan Pj Kades dengan Modal ‘Katanya’
Waspada COVID-19, RKH Mudatstsir Baddruddin Panyeppen Menghimbau Masyarakat Hati Hati

Berita Terkait

Jumat, 11 Juli 2025 - 14:38 WIB

Kantor NasDem Madura Raya Berdiri, Kepemimpinan Akis Jasuli Digugat Kader Sendiri

Rabu, 9 Juli 2025 - 20:49 WIB

Kusta, Sejarah yang Dipelintir Kadinkes Sampang, dan Amarah dari Pulau Mandangin

Jumat, 4 Juli 2025 - 22:42 WIB

Dari Dana Desa ke Vendor, Jejak Uang di Balik Smart Village di Sampang

Selasa, 1 Juli 2025 - 06:56 WIB

Kurir JNT di Pamekasan Dicekik Customer Gara Gara Barang Tidak Sesuai Pesanan

Sabtu, 28 Juni 2025 - 08:28 WIB

Dugaan Korupsi Dana Kapitasi Puskesmas Talang dan Tanggung Jawab Moral Bupati Pamekasan

Berita Terbaru

Puluhan nelayan pesisir madura didampingi aktivis menggelar audiensi dengan pihak petronas dan skk migas guna menuntut ganti rugi rugi rumpon mereka yang rusak akibat aktivitas dari seismik petronas (foto: dokumentas madurapost).

Ekonomi & Bisnis

Nelayan Pantura Madura Melawan, Petronas Terjepit Isu Rumpon

Senin, 14 Jul 2025 - 20:31 WIB