Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

LPPM UTM-Mahasiswa KKN 28 UTM Kenalkan Maggot Sebagai Upaya Pengolahan Sampah Organik dan Pakan Ternak

Avatar
5
×

LPPM UTM-Mahasiswa KKN 28 UTM Kenalkan Maggot Sebagai Upaya Pengolahan Sampah Organik dan Pakan Ternak

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa UTM KKN Kelompok 28 bersama masyarakat Desa Seddur saat melakukan praktek mengelola Manggot menjadi pakan ternak.

PAMEKASAN, MaduraPost – Kegiatan KKN atau Kuliah Kerja Nyata adalah kegiatan yang memiliki dampak bagi warga desa dimana mahasiswa yang mengikuti program KKN ditempatkan. Seperti yang dilakukan mahasiswa kelompok 28 KKN Universitas Trunojoyo Madura yang ditempatkan di Desa Seddur Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan.

Pada kegiatan KKN kelompok 28 ini mengajukan beberapa program yang akan dilaksanakan sebagai inovasi yang diberikan masyarakat Desa Seddur. Salah satu programnya adalah mengenalkan cara alternatif untuk pengolahan sampah organik dengan menggunakan media maggot.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Menurut Rofiqi selaku ketua kelompok sekaligus koordinator desa menjelaskan bahwa Metode atau cara pengenalan program yang dilakukan secara langsung cukup efektif dikarenakan dengan menggunakan metode pengenalan door to door ini mahasiswa kelompok KKN dapat mencakup dua tujuan sekaligus yaitu bersosial dengan warga desa dan menjalankan program pengenalan maggot.

Program pengolahan sampah organik dengan maggot ini diusulkan oleh Aring selaku sie acara. Aring berpendapat bahwa maggot ini cukup mudah untuk dirawat dikarenakan makanan mereka berupa sampah organik dan bisa memberi manfaat pada para peternak unggas karena nantinya maggot ini dapat dijadikan makanan hewan ternak khususnya unggas.

Baca Juga :  DPRD Sumenep Kunjungi Dishub Jatim, Bahas Transportasi Laut Masalembu

Pada pengenalan program maggot ini, Aring menjelaskan keseluruhan tentang maggot, baik dari step by step cara membudiyakannya sampai di umur ke berapa hari maggot siap dijadikan makan ternak. Tidak hanya itu, Aring juga menjelaskan tentang media penetasan telur maggot

“Media penetasan telur maggot ini cukup mudah bapak ibu, tinggal disiapkan ember atau baskom yang diisi oleh dedak dan diberi air dengan konsentrasi 70% sebagai makanan pertama mereka saat menetas”. Kata Aring.

Aring juga menambahkan penjelasan bagaimana cara memberi makan maggot “cara memberi maggot makan cukup sederhana, tinggal taruh sampah organik di media maggot tersebut. Namun perlu diperhatikan bahwa saat maggot belum berumur 4 hari, maggot lebih efektif memakan sampah organik yang sifatnya basah atau lembut, nanti waktu sudah berumur 4 hari maggot sudah siap mengolah segala jenis sampah organik. Dan juga perlu diperhatikan oleh bapak ibu sekalian bahwa kefektivitas maggot dalam mengolah sampah juga tergantung dari banyaknya jumlah maggot itu sendiri, yang mana ini berarti bahwa semakin banyak maggot yang dipelihara, juga semakin cepat maggot mengolah sampah” lanjut Aring seraya menjelaskan.

Baca Juga :  BEM STKIP PGRI Sumenep Sukseskan Vaksinasi Massal

Nurul selaku bendahara kelompok 28 juga menyetujui program ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan dari program ini terbilang cukup murah. Hanya dengan mengeluarkan uang sekitar 10-15 ribu saja bisa membeli telur maggot. Dan pembelian telur maggot sendiri bisa dicari di Platform Online Shop.

”Program ini baik karena bisa menjadi solusi untuk mengolah sampah organik, dan warga juga sangat antusias dengan program ini. Terlebih lagi, maggot bisa dijadikan pakan ternak. Semoga program ini bisa menjadi amal jariyah bagi kalian di masa depan” kata Prof.Dr.Bambang Haryadi, S,E., M.Si., Ak selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).

Baca Juga :  Peringati HGN 2020, Pesan Bupati Sumenep di Masa Pandemi Covid-19

Program ini mendapat dukungan positif dari warga dan perangkat desa dikarenakan dapat mengurangi sampah organik dan sebagai pakan ternak. Program ini cukup tepat sasaran dikarenakan masalah sampah di Desa Seddur sendiri menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan. Tidak hanya itu, kebanyakan dari warga Desa Seddur juga memiliki ternak.

“Kami berharap, program ini dapat memberikan manfaat kepada warga Desa Seddur dalam mengolah sampah dan memberikan manfaat di sektor peternakan unggas” Ujar Aring.

Aring berharap agar kegiatan ini berdampak positif dan dilanjutkan sebagai inovasi yang diberikan oleh KKN Kelompok 28 UTM kepada masyarakat Desa Seddur dan sekitarnya. Tidak hanya itu, kelompok juga berharap bahwa program ini tepat sasaran dan membantu mengurangi sampah dan menjadi pakan ternak.