SUMENEP, MaduraPost – Insiden ricuhnya kedua kubu Musik Tong-tong di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, seolah membuat citra baik Kota Keris tercoreng. Minggu, 5 November 2023.
Peristiwa yang terjadi Jumat (3/11/2023) malam itu mendapatkan sorotan dari sejumlah pihak, salah satunya Loyalis Cak Fauzi Jatim, Madani.
Madani menyebut, insiden tawuran antar anggota Musik Tong-tong itu tidak lagi menunjukkan kebudayaan Sumenep.
“Sumenep itu terkenal dengan bahasa sopan dan santun, begitu pula dengan akhlaq keseharian masyarakat Sumenep,” kata Madani pada media ini, Minggu (5/11).
Dia menilai, pelaksana kegiatan hingga dinas terkait pastinya harus bertanggungjawab atas kerusuhan Jumat malam itu.
“Ini sungguh memalukan, seakan-akan Kadispora menampar Pak Bupati ke muka publik,” kata Madani.
“Saya meyakini ini pasti ada provokator, sehingga terjadi tawuran. Ini event tingkat provinsi, seharusnya panitia sejak awal melakukan informan terhadap para fans kedua Musik Tong-tong tersebut,” kata dia menambahkan.
Apalagi, kata Madani, hari ini Bupati Sumenep masuk dalam bursa Cagub-Cawagub Jatim.
Dia meyakini, dugaan kuat adanya oknum yang sengaja ingin menjelekkan nama bupati di tingkat Jawa Timur melalui event tersebut.
“Kan pesertanya dari berbagai desa se-Jatim,” ucap Madani.
Untuk diketahui, akibat dari tawuran kedua kelompok Musik Tong-tong tersebut Polres Sumenep telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi.
Mereka di antaranya Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disbudporapar), Moh. Iksan dan Tim Kreatif Festival Dewi Cemara, Ayos Arif.
Kemudian juga penanggungjawab Musik Tong-tong Gong Mania, Subhan, serta penanggungjawab Musik Tong-tong Angin Ribut, Yusman Hadi.
Sementara itu. Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, dalam keterangannya belum lama ini mengucapkan permohonan maaf atas kegaduhan yang terjadi.
Pihaknya memastikan, bahwa Festival Dewi Cemara akan berlanjut hingga hari terakhir.***