Scroll untuk baca artikel
Daerah

Lomba Gerak Jalan HUT di Pasean Pamekasan Diprotes, Sekolah Luar Kecamatan Jadi Juara

Avatar
14
×

Lomba Gerak Jalan HUT di Pasean Pamekasan Diprotes, Sekolah Luar Kecamatan Jadi Juara

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI: Kegiatan lomba gerak jalan tingkat SMP, SMaa dan Umum pada HUT ke-80 RI di Kecamatan Pasean diprotes banyak pihak, sebab sejumlah lembaga pendidikan yang keluar sebagai pemenangnya ternyata berasal dari luar daerah. (MP/ist)

PAMEKASAN, MaduraPost – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, tercoreng oleh dugaan ketidaketisan panitia dalam penentuan juara lomba gerak jalan pada tingkat SMP, SMA dan Umum.

Pasalnya, sejumlah lembaga pendidikan yang keluar sebagai pemenang ternyata berasal dari luar wilayah Pasean, di antaranya SMK Bustanul Ulum, SMK Putra Bangsa, dan MA Bustanul Ulum yang berlokasi di Kecamatan Waru.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Baca Juga :  Satlantas Polres Sampang Berbagi Sembako dan Kaus Imbauan Covid-19

Keputusan panitia ini menimbulkan tanda tanya besar, karena sejak awal lomba diyakini hanya untuk peserta dari wilayah Pasean.

Salah seorang guru RE mengaku kecewa dengan keputusan panitia. Menurutnya, semestinya panitia lebih bijak dalam menentukan pemenang agar tidak menimbulkan kesan diskriminatif terhadap sekolah-sekolah di Pasean.

“Sebenarnya kami senang lomba berjalan meriah. Tapi tidak etis jika yang juara justru sekolah dari luar kecamatan. Apalagi sejak awal tidak ada technical meeting yang menjelaskan aturan mainnya,” ungkapnya, Senin (18/8/2025).

Baca Juga :  Warga Pantura Sampang Gelar Aksi Protes, Tuntut Petronas Libatkan Masyarakat Lokal

Namun, Camat Pasean Muhammad Sukkur membantah tudingan tersebut. Ia menegaskan bahwa seluruh kegiatan lomba, termasuk gerak jalan, telah melalui tahapan prosedur dan didahului dengan technical meeting.

Menurutnya, panitia sudah bekerja sesuai aturan dan penilaian dilakukan secara objektif tanpa membeda-bedakan asal sekolah.

“Semua kegiatan yang dilombakan dipastikan sudah melalui berbagai prosedur aturan. Jadi tidak benar kalau dibilang tanpa technical meeting. Soal pemenang, apakah dari luar atau dalam kecamatan, semua sudah dinilai panitia secara objektif,” kata Sukkur.

Baca Juga :  Seorang Guru di Sumenep Meninggal Dunia Demi Menyelamatkan Muridnya

Ia menegaskan, tidak ada istilah pilih kasih dalam menentukan juara.

“Iya, kita tidak mau pandang siapa. Meski dari kecamatan sendiri kalau minus ya gugur,” tegasnya.

Meski demikian, kritik dari sejumlah tokoh masyarakat tetap mengemuka. Mereka menilai panitia seharusnya lebih transparan dalam menyampaikan aturan dan mekanisme lomba agar tidak menimbulkan polemik di kemudian hari.***