SUMENEP, MaduraPost – Malaka Kopi, salah satu kafe terkenal di Sumenep, tengah bersiap untuk menyambut acara seni besar bertajuk “Lembar Goresan Malaka”. Pada Rabu, 22 Januari 2025 siang, suasana kafe tampak sibuk.
Panitia bersama pemilik kafe, Yusron, terlihat menata berbagai perlengkapan seperti meja, kursi, pamflet seni rupa, hingga sketsel hitam yang dipasang di dinding.
Persiapan ini dilakukan untuk memastikan kenyamanan para seniman dan pengunjung yang akan hadir.
Pameran Sketsa dan Puisi Se-Madura ini dijadwalkan berlangsung pada 24–29 Januari 2025.
Acara yang melibatkan seniman dari empat kabupaten di Madura ini akan menjadi ajang bertemunya berbagai komunitas seni.
Selama enam hari, pengunjung dapat menikmati beragam kegiatan seni, mulai dari pameran hingga pertunjukan lintas disiplin.
Menghidupkan Literasi Melalui Seni
Oces Sumantri, penggagas sekaligus tuan rumah acara, menjelaskan bahwa kegiatan ini diinisiasi untuk memadukan seni dengan literasi.
“Kami ingin mengembangkan literasi melalui kolaborasi seni. Selama ini, cabang seni seperti sastra, seni rupa, teater, musik, dan film cenderung berjalan sendiri-sendiri. Dengan acara ini, kami berharap bisa menyatukan mereka,” ujar Oces saat diwawancarai di lokasi persiapan, Rabu (22/1) siang.
Ia juga menambahkan, bahwa konsep pameran ini terinspirasi oleh tradisi masa lalu, di mana puisi sering kali dihiasi dengan ilustrasi atau sketsa.
“Dulu, puisi selalu memiliki pendamping berupa sketsa atau ilustrasi. Kami ingin membangkitkan kembali tradisi ini untuk menciptakan suasana berkesenian yang lebih erat. Jika kebersamaan ini hidup, literasi pasti akan berkembang,” tegasnya.
Lebih lanjut, Oces berharap, karya sketsa yang dipamerkan dapat memicu inspirasi baru dalam penciptaan puisi.
Acara Independen Berbasis Komunitas
Meski melibatkan banyak pihak, acara ini digelar secara mandiri tanpa dukungan lembaga besar seperti Dewan Kesenian Sumenep (DKS).
“Kami mengusung semangat independen. Dengan semangat ini, kami mencoba mengakomodasi ide-ide kecil agar menjadi sesuatu yang besar dan bermakna bagi masyarakat,” jelas Oces.
Acara ini melibatkan berbagai komunitas seni dari seluruh Madura, seperti Komunitas Kampoeng Jerami, Komunitas Damar Korong, dan Komunitas Stinggil Sampang, serta seniman dari Pamekasan dan Bangkalan.
Salah satu bintang acara adalah Hidayat Raharja, penerima penghargaan Sutasoma, yang akan mengisi sarasehan seni pada malam penutupan, 29 Januari 2025.
Ragam Kegiatan Seni
Setiap malam selama pameran, pengunjung akan disuguhi berbagai pertunjukan seni seperti musikalisasi puisi, pertunjukan teater, performa melukis, hingga pemutaran film.
Selain itu, akan ada sesi literasi kopi, di mana seni dan budaya dibahas sambil menikmati kopi khas Malaka.
Acara ini terbuka untuk umum dan gratis. Namun, panitia memiliki pesan khusus untuk para pengunjung, “Jangan datang sendiri”.
Ajakan ini dimaksudkan agar pengunjung berbagi pengalaman seni bersama teman atau keluarga.
Kegiatan tersebut akan berlangsung pada malam hari sekitar pukul 19.00–22.00 WIB di Malaka Kopi, Sumenep, gratis alias tanpa tiket.
Melalui pameran ini, seni dan literasi diharapkan semakin berkembang dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Madura.
Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan karya dan kolaborasi para seniman di Lembar Goresan Malaka.***