SUMENEP, MaduraPost – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Abdul Hamid Ali Munir, imbau masyarakat untuk berhati-hari memberikan bantuan kepada warga Palestina.
Pasalnya, konflik Palestina-Israel ini memang menyita perhatian banyak pihak. Bentuk dukungan moral terus mengalir dari berbagai Negara dan warga Dunia. Tak terkecuali dari ketua DPRD Sumenep Abdul Hamid Ali Munir.
Dia mengingatkan, bagi warga Sumenep yang mampu memberikan bantuan secara finansial untuk korban kekejaman tentara zionis Israel di Palestina. Dia juga mengimbau untuk hati-hati dalam menyalurkan bantuannya. Baik secara langsung maupun melalui lembaga apapun yang melayani program via transfer.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Karena sekarang banyak pihak yang mengambil kesempatan dalam kesempitan, berkedok bantu tapi bantuan tidak nyampe, kabarnya bantuan untuk masuk ke Palestina itu sulit, jadi harus kenali betul lembaga penyalurnya,” kata Abdul Hamid mengingatkan, Senin (24/5).
Disamping itu, pihaknya turut perihatin terhadap adanya konflik di tanah suci kedua bagi umat muslim itu. Dari rentetan peristiwa yang banyak menelan korban jiwa tersebut, dirinya mengimbau masyarakat Sumnep untuk ikut memberikan dukungan moral dan terus mendoakan warga Palestina.
Mengingat, Palestina merupakan salah satu Negara yang pernah berjasa bagi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945 silam.
“Dari Musholla ke Musholla, Masjid ke Masjid, mari kita doakan terus saudara kita di Palestina agar diberikan kesabaran, karena hanya itu yang paling efektif yang bisa kita lakukan,” ajak politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Sekedar informasi, kompleks Masjid al-Aqsa merupakan tempat suci bagi Muslim dan juga Yahudi. Sedari dulu, memang sering terjadi kerusuhan antara polisi Israel dan warga Palestina.
Dilansir dari berbagai sumber, pada Senin (10/5/2021) kemarin, terjadi bentrokan di area komplek masjid Al-Aqsa antara rakyat Palestina dan aparat Israel.
Bentrok dipicu kepolisian Israel yang menutup tempat warga Palestina biasanya berkumpul setelah berpuasa. Penutupan itu membuat warga setempat meradang dan melancarkan aksi.
Masyarakat Palestina menyebut jika aparat Israel menyerbu warga, sementara Israel mengklaim bahwa warga Palestina melempari batu ke aparat yang sedang bertugas.
Buntut dari prahara terbaru antara Israel dan Palestina itu terus berlangsung hingga sebelas hari, dan menelan banyak korban tewas dari kedua belah pihak.
Dikutip dari bbcindonesia.com, tercatat korban jiwa akibat pertempuran itu telah menewaskan 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak dan telah melukai 1.900 orang lainnya. Sedangkan di pihak Israel berjumlah 12 orang, termasuk dua orang anak-anak.
Kini kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan gencatan senjata, tepatnya pada Jum’at (21/5/2021) kemarin. Meski sempat terjadi kerusuhan pasca genjatan senjata. Namun untuk saat ini keadaan sudah mulai terkendali.