SUMENEP, MaduraPost – Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, melontarkan peringatan keras bagi aparatur pemerintah yang berani melanggar disiplin dan etika profesi.
Peringatan itu mencuat setelah beredar laporan dugaan perselingkuhan antara seorang dokter berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan tenaga sukarela (sukwan) di salah satu Puskesmas di bawah Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep.
“Saya menerima laporan lengkap dengan bukti-buktinya. Ada oknum dokter PPPK di salah satu Puskesmas yang diduga melanggar etika dan disiplin,” kata Bupati Fauzi kepada wartawan, Minggu (5/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menegaskan, setiap bentuk pelanggaran moral harus ditangani secara serius dan tanpa kompromi. Pemerintah, menurut Bupati Fauzi, tidak boleh menutup mata terhadap perilaku aparatur yang mencoreng integritas lembaga publik.
“Kalau terbukti kuat, sanksi paling berat adalah pemutusan hubungan kerja atau pemberhentian. Itu sudah jelas diatur,” ujarnya tegas.
Bupati Fauzi menilai langkah tegas ini diperlukan demi menjaga citra pemerintahan daerah dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi publik, terutama di sektor pelayanan kesehatan.
Ia menegaskan, status PPPK bukanlah alasan untuk bertindak semaunya tanpa tanggung jawab moral.
“Kami tidak akan mentolerir pelanggaran apa pun. Masyarakat menaruh kepercayaan besar pada tenaga medis, jadi kalau ada yang berperilaku tidak pantas, itu sama saja mencoreng nama baik profesi dan merugikan mereka yang bekerja dengan sungguh-sungguh,” papar Bupati Fauzi.
Bupati Fauzi mengingatkan kembali pesan yang pernah ia sampaikan saat menyerahkan Surat Keputusan (SK) pengangkatan PPPK pada akhir September lalu.
Saat itu, ia mengimbau agar seluruh aparatur negara, baik ASN maupun PPPK, senantiasa menjunjung tinggi norma hukum, sosial, dan kepegawaian.
“Jangan sampai PPPK terlibat skandal seperti perselingkuhan atau judi online. Dua hal itu bisa menghancurkan diri sendiri, keluarga, dan citra pemerintah daerah. Aparatur harus jadi contoh yang baik bagi masyarakat, bukan malah jadi bahan gunjingan,” pungkasnya.***
Penulis : Miftahol Hendra Efendi
Editor : Nurus Solehen
Sumber Berita : Redaksi MaduraPost