SUMENEP, MaduraPost – Warga Dusun Setembeng, Desa Buddi, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, hilang secara misterius. Rabu, 27 Juli 2022.
Warga tersebut bernama Hamsan. Hamsan sebenarnya adalah warga Dusun Duko Laok, Desa Duko, kecamatan setempat.
Namun usai istrinya meninggal, Hamsan kemudian menikah lagi dengan warga Dusun Tembeng sejak 8 tahun yang lalu.
Hilangnya Hamsan secara misterius ini dikabarkan oleh sang anak, yakni Matsuri.
Pada sejumlah media, Matsuri bercerita tentang hilangnya sang ayah yang misterius.
Bermula pada Kamis, 7 Juli 2022 siang. Hamsan didatangi oleh salah satu perangkat Desa Buddi inisial EF ke rumahnya.
Pertemuan Hamsan dan EF disaksikan langsung oleh sang istri. Entah ada keperluan apa EF menemui Hamsan.
Setelah itu, kata Matsuri, ayahnya tak kunjung balik ke rumah usai pertemuannya bersama EF hingga Kamis malam.
Malam itu menjadi malam terburuk bagi Matsuri, di mana sang ayah hilang misterius di rumahnya sendiri.
Entah apa yang difikirkan Matsuri, dia beranggapan bahwa ayahnya sudah meninggal dunia setelah diculik dan dibunuh secara berencana oleh sekelompok orang.
Kasus ini sebenarnya sudah dilaporkan Matsuri ke Polsek Kangean, tepat pada hari hilangnya Hamsan. Polisi pun melakukan pencarian hingga hari ke 19, namun belum juga membuahkan hasil.
“Saya menduga jika orang tua saya telah meninggal dunia, namun mayatnya belum ditemukan,” kata Matsuri pada sejumlah media, Rabu (27/7).
Matsuri yang belum puas dengan kinerja Polres Kangean, juga melaporkan kasus ini langsung ke Mapolres Sumenep.
Sementara Kapolsek Kangean, Iptu Agus Sugito mengungkapkan, jika kasus hilangnya Hamsan sudah dilimpahkan ke Mapolres Sumenep.
“Saat ini sedang ditangani oleh Satreskrim Polres Sumenep, dalam proses penyelidikan,” kata Agus, saat dikonfirmasi sejumlah media melalui aplikasi perpesanan, Selasa (26/7/2022) kemarin.
Pihaknya juga tidak terlalu memberikan komentar banyak, sebab kasus ini dianggapnya sudah ditangani oleh Polres Sumenep.
“Bisa langsung diklarifikasi ke Satreskrim Polres Sumenep,” terangnya.
Hanya saja, hingga berita ini diterbitkan, Kasatreskrim Polres Sumenep, AKP Faried Yusuf, belum juga merespon. Meski saat dikonfirmasi melalui sambungan selular nada tunggu telfonnya terdengar aktif.
Cerita Matsuri: Upaya Polisi Mencari Keberadaan Ayahnya
Pada hari Minggu, 10 Juli 2022 kemarin, Polsek Kangean mengerahkan sejumlah anggotanya dibantu dua anggota Koramil Kangean. Kemudian, didampingi oleh Kades Duko, Liatnan.
Kecurigaan demi kecurigaan kemudian bermunculan. Di mana, saat polisi hendak meminta keterangan kepada istri Hamsan ke rumahnya, warga setempat kemudian menolak kedatangan penegak hukum ini.
Sebagaimana diketahui, istri Hamsan adalah saksi atau kunci pertama sebelum Hamsan hilang misterius pada malam itu.
Rombongan Polsek Kangean dan Koramil setempat dihadang oleh massa. Warga yang menghadang itu kebanyakan adalah kaum perempuan.
Parahnya, kata Matsuri lebih lanjut, massa perempuan ini membawa senjata tajam sejenis parang. Sampai-sampai polisi mengeluarkan tembakan peringatan dua kali ke udara.
“Sebagai anak tertua, saya akan terus mencari dan mengawal keberadaan ayahnya yang menghilang misterius ini,” ucap Matsuri.
“Semoga ada titik jelas. Kalau meninggal dimana kuburannya. Kalau dibunuh, siapa yang membunuh. Saya akan terus mengawal sampai titik darah penghabisan,” kata dia lebih lanjut.
Matsuri hanya bisa berharap, jika jajaran penegak hukum di wilayahnya tidak bisa menuntaskan kasus ini, maka harapan satu-satunya ialah dengan meminta keadilan kepada Kapolres Sumenep yang baru.
“Semoga Kapolres Sumenep AKBP Edo Satya Kentriko, bisa menerjunkan tim khusus ke Kangean untuk menyelidiki kasus ini,” harapnya.
Matsuri juga mengungkapkan, upaya Polsek Kangean melakukan pencarian ayahnya sudah maksimal. Hanya saja terhalang oleh saksi atau juru kunci kasus tersebut yakni istri ayahnya sendiri.
“Polisi sudah melakukan pencarian tentang keberadaan ayah, berbagai upaya sudah dilakukan. Seperti menemui Kades Buddi, Sunanto. Meski saat ini, Kades Sunanto kondisinya terbaring sakit,” ujarnya.
Sementara Kades Duko, Liatnan, saat ikut polisi melakukan proses pencarian korban sudah mencium adanya gelagat yang mencurigakan.
“Polisi hanya tinggal menunggu waktu untuk menangkap pelaku, saya saja sebagai Kades sudah faham siapa pelakunya.tapi kan itu bukan tugas saya. Saya hanya bisa berharap dan mendorong kepolisian segera mengungkap kasus ini,” kata dia pada sejumlah media.