SAMPANG, MaduraPost – Lahan 5 hektar terhampar luas dan ditumbuhi tanaman melon berbagai jenis. Pemandangan eksotis ini dijadikan salah satu daya tarik Wisata Edukasi Pertanian warga yang dikelola oleh Ropik warga Ketapang Kabupaten Sampang.
Tidak hanya melon, kebun semangka berkulit kuning menambah daya tarik pengunjung untuk menikmati suasana pedesaan, sambil merasakan makan buah sepuasnya ditempat.
“Alam dan isinya menceritakan keagungan sang Pencipta, setiap bibit yang tertanam ada doa agar hasilnya bisa berguna,” ungkap Ropik saat membawa wisatawan berkeliling di kebunnya, Minggu (03/04/2022).
Usai berkeliling kebun, Ropik juga menceritakan proses dibalik penanaman buah melon agar menghasilkan rasa berbeda dari kebanyakan buah lainnya.
Cara modern dan tradisional dilakukan pria berusia 29 tahun tersebut. Satu persatu batang pohon dikawinkan melalui metode manual mempertemukan serbuk bunga dan putik sari. lebih menarik lagi ditempat ini, terdapat buah semangka yang diberi nama “Syahrini”.
“Ini ilustrasi dari penggambaran seorang artis dengan kulit yang cantik, sehingga munculah nama itu,” jelas Ropik.
Lewat Kelompok Tani (POKTAN) bernama Karang Barat, Ropik menggagas sebuah perjalanan wisata bertema “JELAJAH KETAPANG” dengan konsep KAMPUNG PETANI”.
Tour ini mengajak wisatawan belajar dan praktek langsung aktifitas pertanian dari mulai pembibitan sampai pengolahan hasil tani.
Pada kegiatan wiisata itu pengunjung diajak berkeliling dari kebun melon dan semangka dilanjutkan budidaya pisang cavendish dan jamur, lalu melihat pengolahan kacang mente dengan produk susu kacang mente.
“Kami sudah membentuk pokdarwis (kelompok sadar wisata) yang didukung oleh disporabudpar Sampang, dan rencananya tempat ini akan dikemas secara apik untuk wisata edukasi serta outbond,” katanya, Minggu (03/04/2022).
Lebih dari itu, langkah ropik tersebut merupakan upaya meningkatkan pendapatan ekonomi petani di Kecamatan Ketapang.
“Selain dari hasil tani, Saya juga ingin mengajak kelompok tani Ketapang ada penghasilan tambahan, salah satunya dari kegiatan wisata,” tutup Ropik.