Berita

Jangan Kucilkan Penderita HIV-AIDS, Dinkes P2KB Sumenep Imbau Masyarakat Berempati

Avatar
×

Jangan Kucilkan Penderita HIV-AIDS, Dinkes P2KB Sumenep Imbau Masyarakat Berempati

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI. Potret penanganan medis agar tidak terjangkit HIV/AIDS. (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, meminta masyarakat agar tidak menjauhi atau mengucilkan penderita HIV/AIDS.

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes P2KB Sumenep, Achmad Syamsuri mengatakan, bahwa penyakit ini memang belum memiliki obat yang bisa menyembuhkan secara tuntas.

Dinkes P2KB Sumenep mencatat ada 73 kasus HIV/AIDS di wilayah tersebut. Sebagai bentuk dukungan, pemerintah daerah menyediakan layanan pemeriksaan, perawatan, dan pengobatan HIV/AIDS secara gratis seumur hidup.

Pihaknya menyampaikan, bahwa identitas penderita HIV/AIDS harus dijaga kerahasiaannya.

“Kerahasiaan ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, serta Pasal 16 Kode Etik Kedokteran Indonesia 2012. Hal ini penting untuk mencegah stigma dan perlakuan diskriminatif terhadap penderita,” kata Syamsuri dalam keterangannya, Rabu (13/11).

Baca Juga :  Festival Ojhung Budaya Orang Madura, Bupati Sumenep Minta Masyarakat Lestarikan

Syamsuri menambahkan, bahwa penderita HIV/AIDS tidak memerlukan ruang isolasi, kecuali jika mereka memiliki penyakit menular lainnya.

“Mereka hanya perlu melakukan check-up rutin di Puskesmas setiap bulan untuk mengambil obat yang sudah disediakan. Identitasnya dirahasiakan, sehingga mereka bisa tetap bersosialisasi dan termotivasi untuk terus menjalani pengobatan,” papar dia.

Ia pun mengajak agar masyarakat tidak perlu takut berlebihan atau phobia terhadap penderita HIV/AIDS, sebab penularan tidak terjadi melalui udara atau interaksi sosial biasa, melainkan hanya melalui kontak langsung.

Baca Juga :  Jurnalis se - Madura Demo Kapolres Sampang

“Penularan HIV/AIDS terjadi melalui tiga cara utama, hubungan seksual, penggunaan jarum suntik bekas, dan transfusi darah atau kontak dengan darah yang terinfeksi. Jadi, bergaul atau nongkrong bersama tidak akan menularkan HIV,” jelasnya.

Dia menyebut, bahwa masih banyak masyarakat yang salah memahami penularan HIV/AIDS akibat informasi hoaks. Hal ini yang kemudian sering memicu masyarakat untuk menjauhi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA/ODHIV).

“Pentingnya menjaga kerahasiaan identitas penderita adalah agar masyarakat tidak merasa takut berlebihan dan mengucilkan ODHA/ODHIV, sehingga mereka bisa hidup dan berobat secara normal,” ungkapnya.

Baca Juga :  Dipercaya LAN RI Sebagai Pilot Project Pelaksanaan Program Sekolah Kader, Ini Langkah Dispertahourtbun Sumenep

“HIV hanya bisa menular melalui cairan tubuh tertentu, seperti darah, sperma, cairan vagina, dan ASI, yang masuk ke pembuluh darah melalui luka,” timpalnya menambahkan.

Ia juga menjelaskan bahwa ketakutan masyarakat saat ini cukuplah kompleks.

“Waspada itu memang perlu, tapi pemahaman yang salah mengenai penularan tidak boleh dijadikan alasan untuk menjauhi penderita,” ucap dia.

Syamsuri juga mengajak masyarakat untuk tetap mendukung penderita HIV/AIDS agar tidak merasa putus asa.

“Jika ada teman atau tetangga yang terjangkit HIV/AIDS, tolong jangan dijauhi atau dikucilkan. Perlakukan mereka secara wajar seperti biasa,” pungkasnya.***

>> Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita madurapost.net Goggle News : Klik Disini . Pastikan kamu sudah install aplikasi Google News ya.