Scroll untuk baca artikel
Daerah

HUT ke-80 RI di Sumenep Hadirkan Nuansa Pakaian Adat Nusantara

Avatar
11
×

HUT ke-80 RI di Sumenep Hadirkan Nuansa Pakaian Adat Nusantara

Sebarkan artikel ini
SIMBOLIS. Para pejabat dan peserta upacara di Kabupaten Sumenep mengenakan pakaian adat Nusantara pada peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI. (M.Hendra.E/MaduraPost)
SIMBOLIS. Para pejabat dan peserta upacara di Kabupaten Sumenep mengenakan pakaian adat Nusantara pada peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI. (M.Hendra.E/MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, tahun ini akan menghadirkan suasana yang tidak biasa.

Para pejabat daerah, mulai dari kepala organisasi perangkat daerah (OPD) hingga jajaran di bawahnya, tidak lagi tampil dengan jas resmi sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, melainkan diwajibkan mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Nusantara.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Baca Juga :  Kuasa Hukum Hosniya Desak Polres Pelabuhan Tanjung Perak Serius Tangani Kasus Pengeroyokan

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Sumenep, Achmad Dzulkarnain mengungkapkan, bahwa aturan baru tersebut memang sengaja diterapkan untuk memberikan sentuhan berbeda pada upacara HUT RI kali ini.

“Kalau biasanya memakai jas, tahun ini sudah diputuskan seluruh pejabat akan menggunakan pakaian adat,” kata pria yang karib disapa Dzul pada MaduraPost, Minggu (17/8).

Ia menambahkan, jenis pakaian adat yang akan dikenakan oleh para pejabat tidak sama. Setiap individu telah ditentukan harus mengenakan busana adat tertentu.

Baca Juga :  Direktur Sang Baginda Resmikan MBG Yayasan Babur Rizki di Camplong Sampang

Mulai dari busana khas Madura, Aceh, Sumatera, Bali, hingga daerah-daerah lainnya.

“Surat edarannya sudah disampaikan, bahkan sudah ditetapkan secara spesifik pakaian adat apa yang dipakai saat upacara,” terang Dzul.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa keputusan tersebut bukan diambil sepihak, melainkan melalui kesepakatan dengan berbagai pihak terkait.

Menurutnya, langkah itu memiliki makna penting, yakni memperkenalkan keberagaman busana tradisional nusantara sekaligus meneguhkan semangat kebhinekaan.

Baca Juga :  Gorong-gorong Ambruk di Pantura Pamekasan Kerap Menjadi Pemicu Kecelakaan, Kadis PUPR : Tahun Ini Kita Perbaiki

“Penggunaan pakaian adat ini menjadi simbol persatuan dan kesatuan bangsa, meski kita berasal dari suku dan ras yang berbeda. Daerah lain sudah lama menerapkan tradisi ini, sementara di Sumenep baru bisa dimulai tahun ini,” pungkasnya.***