BANGKALAN, MaduraPost – Penampakan buaya di Sungai Tangkel, Kabupaten Bangkalan, menggemparkan warga setempat.
Sebuah video yang merekam kemunculan predator air ini viral di media sosial, memicu berbagai spekulasi dan kekhawatiran.
Namun, apakah benar buaya tersebut ancaman bagi warga atau justru menjadi bukti terganggunya ekosistem alami?
Seorang pemancing yang merekam keberadaan buaya tersebut mengunggahnya ke media sosial, sehingga menarik perhatian masyarakat dan pihak berwenang.
Kapolsek Burneh, Iptu Sugeng Harian, bersama dua anggotanya segera melakukan pengecekan ke lokasi setelah video beredar luas.
“Dari hasil wawancara dengan warga, diketahui bahwa kemunculan buaya di sungai ini bukanlah hal baru,” ujar Kepala Seksi Humas Polres Bangkalan, Inspektur Satu Risna Wijayati.
“Beberapa warga mengaku telah melihat buaya berkali-kali di sekitar perairan tersebut, tetapi sejauh ini tidak ada laporan serangan terhadap manusia,” tambahnya.
Pihak kepolisian juga mencatat bahwa lokasi terakhir kemunculan buaya berada di sekitar pos Lantas PJR Polda Jatim, tidak jauh dari lampu merah Tangkel.
Kendati telah melakukan penyisiran, aparat tidak menemukan jejak buaya tersebut pada saat pengecekan.
Kemunculan buaya di wilayah yang bukan habitat alaminya memicu berbagai pertanyaan. Beberapa ahli herpetologi menduga bahwa buaya tersebut adalah buaya muara (Crocodylus porosus), jenis yang umum ditemukan di perairan Indonesia.
Namun, ciri-ciri fisiknya yang terekam dalam video juga menunjukkan kemungkinan bahwa itu adalah buaya sepit (Tomistoma schlegelii), spesies langka yang masuk dalam daftar terancam punah.
“Buaya sepit biasanya ditemukan di rawa-rawa dan sungai di Sumatra dan Kalimantan, tetapi bisa saja muncul di Jawa akibat perubahan habitat,” ungkap seorang peneliti satwa liar dari Universitas Airlangga.
Viralnya video penampakan buaya ini telah menarik perhatian banyak warga yang datang ke Sungai Tangkel untuk melihat langsung.
Namun, hal ini justru meningkatkan risiko, baik bagi manusia maupun satwa liar tersebut.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak mendekati sungai hingga situasi lebih jelas,” kata Kapolsek Burneh.
“Selain itu, kami juga merekomendasikan pemasangan papan peringatan agar warga tidak sembarangan beraktivitas di sekitar sungai,” katanya.
Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup setempat juga tengah mempertimbangkan langkah konservasi untuk menangani keberadaan buaya ini, termasuk kemungkinan evakuasi ke habitat yang lebih sesuai.
Kemunculan buaya di Sungai Tangkel menjadi alarm bagi pemerintah dan masyarakat akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem.
Apakah buaya ini benar-benar ancaman atau sekadar hewan yang kehilangan habitatnya, masih menjadi tanda tanya besar. Namun, satu hal yang pasti: manusia dan alam harus hidup berdampingan dengan cara yang lebih bijak.
Investigasi lebih lanjut dari pihak terkait diharapkan dapat mengungkap kebenaran di balik fenomena ini, sebelum terjadi konflik yang merugikan baik manusia maupun satwa liar.***