SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Daerah

Guru SMP di Sumenep Meninggal Dunia, KBM Tatap Muka Dihentikan

Avatar
×

Guru SMP di Sumenep Meninggal Dunia, KBM Tatap Muka Dihentikan

Sebarkan artikel ini

SUMENEP, Madurapost.id – Tersebar luas meninggalnya salah satu guru pendidik di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, di WhatsApp Grup pada Rabu (2/9/2020) kemarin sekitar pukul 14.00 WIB akibat Virus Corona.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Carto mengatakan, penghentian KBM tatap muka di SMP Negeri 2 Sumenep dilakukan paling lama satu bulan.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

“Kita hentikan dulu jangan lakukan pembelajaran tatap muka dulu,” ucapnya, Rabu (3/9).

Baca Juga :  Tahun Ini Disdik Sumenep Anggarkan Rp64 Miliar Program Perbaikan dan Pembangunan Sekolah

Bagi sekolah lain, kata Carto, untuk tingkat SMP dan SD kelas 4 sampai 6 masih diizinkan melaksanakan KBM tatap muka. Dengan syarat, tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Sementara itu, untuk wilayah daratan, pembelajaran tatap muka hanya dilakukan per dua pekan sekali dengan masa pertemuan tiga hari. Sedangkan untuk kepulauan, dapat dilakukan tiga hari dalam sepekan, dengan kapasitas maksimal per kelas 16 siswa.

Baca Juga :  Kenaikan Iuran BPJS Batal, Anggota DPRD Sumenep Respon Positif Keputusan MA

“Semua wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” tegasnya.

Sebelumnya, Bupati Sumenep, Busyro Karim telah menginstruksikan, meski tatap muka (TM) baru berlangsung satu hari, kegiatan belajar mengajar (KMB) di SMP Negeri 2 Sumenep harus tetap ditutup untuk sementara waktu.

“Sejak hari ini (Selasa, 01/09) kegiatan belajar kembali pada pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kita khawatir itu menyebar ke mana-mana,” kata Bupati Busyro, dilansir dari IG Kominfo Sumenep.

Baca Juga :  Polres Sumenep Bantah Insiden Relawan Gusdurian Dipukul Polisi

Menurut Bupati dua periode ini, pihaknya tidak ingin mengambil resiko dengan menggelar pembelajaran tatap muka. Sebab, siswa dan guru menurutnya harus benar-benar sehat dan tak boleh sampai ada indikasi yang terpapar Covid-19.

“Kita semua kan ingin sehat. Jadi guru harus sehat, siswa harus sehat, pengelola di sekolah termasuk orangtua siswa juga harus sehat. Karena siswa yang masuk harus ada izin orangtua,” pungkasnya. (Mp/al/rus) 

Baca berita lainnya di Google News atau langsung ke halaman Indeks

Konten di bawah ini disajikan oleh advertnative. Redaksi Madura Post tidak terlibat dalam materi konten ini.