PAMEKASAN, MaduraPost – Selain mahasiswa, beberapa elemen masyarakat juga angkat bicara dan menganggap pernyataan Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Pamekasan soal pemikiran terorisme dalam pemikiran mahasiswa itu hanya untuk menutupi persoalan penghapusan TPP ASN.
Hal tersebut, salah satunya disampaikan oleh Jhony Iskandar. Ia mengatakan, bahwa yang disampaikan oleh Wakil Ketua GP Ansor Faridi tidak ubahnya seperti di film-film.
“Itu tidak jelas dan tidak mendasar sama sekali. Mahasiswa yang mana dan kelompok yang mana di Pamekasan yang dimaksud Faridi sudah terpapar terorisme itu?,” katanya, Rabu (24/2/2021).
Dalam konteks ini, menurut Jhony Iskandar, pernyataan Wakil Ketua GP Ansor Pamekasan itu justru memprovokasi masyarakat dan mahasiswa di Pamekasan yang rata-rata berhaluan Ahlussunah Wal Jamaah.
“Apa yang dilakukan oleh mas Faridi itu seperti aksi film. Kasarnya, patut kami menduga ada unsur kesengajaan untuk menutupi persoalan TPP yang akhir-akhir ini sedang buming dan dikawal oleh mahasiswa Pamekasan,” ucapnya.
Lain dari itu, Khalis yang merupakan praktisi hukum berharap agar masyarakat, mahasiswa dan para aktivis tidak terkecoh dengan isu-isu terorisme yang digencarkan oleh GP Ansor, karena ada hal penting yang sangat perlu disikapi, yaitu masalah TPP.
“Penghapusan TPP ASN ini yang jelas sudah merugikan dan menyengsarakan banyak pegawai yang sangat berharap dari tunjangan tersebut, dan masalah ini sejatinya harus menjadi pemikiran kita bersama. Bukan malah menggencarkan isu terorisme, ini kan sebenar masalah yang kurang apik,” pungkas Khalis.
Kemudian, dipaparkan Khalis, kalaupun istilah-istilah seperti itu mau dijadikan alasan, jangan menjadikan organisasi dirinya itu paling benar di atas kebenaran.
“Jadi masalah TPP ini tenggelam dengan isu terorisme,” paparnya.






