PAMEKASAN, MaduraPost – Sejak hari Rabu (24/11) kemaren hingga kini massa aksi demonstrasi dari Aliansi Masyarakat Peduli Pamekasan (AMPP) masih bertahan di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur.
Diberitakan sebelumnya, bahwa aksi demonstrasi yang dilakukan oleh AMPP itu perihal Interplasi Mobil Sigap, Tanda Tangan Palsu, kedisiplinan anggota DPRD dan PAW Wabup Pamekasan.
Pantauan Wartawan MaduraPost di lokasi, Jum’at (26/11), nampak jelas massa aksi sempat jemur pakaian dalam perempuan dan Bra di depan Kantor DPRD setempat sebagai simbol kekecewaan massa aksi.
Menurut Joni Iskandar, pakaian dalam yang dipampang di depan Kantor DPRD itu sebagai bentuk kekecewaannya karena upaya mediasi yang dilakukan pihak keamanan dengan menghadirkan pihak DPRD tadi malam itu sampai saat ini tidak jelas.
“Tadi malam itu pihak Kepolisian dan DPRD siap menghadirkan semua pihak yang terlibat dalam kasus tersebut, tapi faktanya sampai saat ini tidak ada,” kesalnya.
Pihaknya sepakat akan bertahan sampai kapanpun apabila semua tuntutannya tidak dipenuhi oleh pihak DPRD setempat.
“Kami sudah sepakat akan terus bertahan hingga batas waktu yang tidak ditentukan dan ajal memisahkan, artinya sampai tuntutan kami terpenuhi,” tegas Joni.
Senada dengan apa yang disampaikan oleh Joni, Syauqi menjelaskan kalau tadi malam itu ada usaha mediasi yang dilakukan pihak Polres Pamekasan, Badan Intelejen Negara (BIN) dan Sekwan.
“Kesepakatannya itu adalah kami akan dipertemukan dengan pihak-pihak yang terlibat setelah Shalat Jum’at, namun faktanya hingga kini buset,” geram Syauqi.
Aksi itu dilakukannya tidak ada embel-embel lain, kata Basri, murni demi Pamekasan yang lebih baik dan tegaknya supremasi hukum.
“Kemudian demi memperjuangkan kebenaran dan tegaknya idealisme gerakan,” tegasnya.