PAMEKASAN, MaduraPost – Ketua Forum Aspirasi Pemuda Pantura, di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Ahmad Humaidi, angkat bicara soal maraknya kegiatan lokakarya yang digelar anggota DPRD setempat.
Menurutnya, kegiatan tersebut memang penting sebagai ruang peningkatan kapasitas dan penyusunan strategi, namun rawan disalahgunakan jika tidak transparan dan berorientasi pada hasil.
“Lokakarya itu mestinya menjadi forum serius untuk memperkuat kinerja dewan, menyerap aspirasi rakyat, dan merumuskan kebijakan yang pro-masyarakat. Tapi kenyataannya, kadang lebih banyak dihabiskan untuk hal-hal seremonial dan fasilitas mewah,” ungkap Humaidi, Kamis (2/10/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menilai, celah buruk dari lokakarya DPRD terlihat dari beberapa hal, mulai dari pemborosan anggaran, kurangnya keterlibatan publik, hingga stigma negatif bahwa kegiatan tersebut hanya sekadar ‘jalan-jalan terselubung’ bagi anggota dewan.
“Kalau sampai rakyat melihat lokakarya sebagai ajang plesiran, ini jelas merusak kepercayaan publik. Dewan harus bisa membuktikan bahwa setiap rupiah yang dipakai benar-benar memberi dampak positif bagi daerah,” tegasnya.
Humaidi juga menekankan agar DPRD membuka hasil lokakarya kepada masyarakat secara transparan.
Hal ini penting untuk memastikan bahwa program yang disusun benar-benar sejalan dengan kebutuhan rakyat di daerah pemilihan masing-masing.
“Anak muda, petani, nelayan, hingga pelaku usaha kecil harus merasakan manfaat dari lokakarya itu. Kalau hasilnya hanya berhenti di tumpukan dokumen, lebih baik dialokasikan ke pembangunan langsung,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris DPRD Pamekasan, Nur Hidajatul Firdaus, menegaskan bahwa kegiatan lokakarya merupakan bagian dari mekanisme resmi lembaga legislatif dan sudah sesuai regulasi.
Ia menilai persepsi negatif yang muncul harus dijawab dengan transparansi dan hasil nyata.
“Lokakarya bukan sekadar acara seremonial. Itu forum strategis untuk menyusun agenda kerja, memperkuat kapasitas, dan membahas isu penting daerah,” pungkasnya.***