SAMPANG, MaduraPost – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Sampang (Formasa), mengelar aksi demonstrasi di depan kantor Bupati Sampang, meminta evaluasi kepemimpinan Bupati Sampang, Kamis (3/02/2022).
Dalam tuntutan mereka tidak ada lain, meminta mengevaluasi tiga tahun kepemimpinan Bupati Sampang, H. Slamet Junaidi yang dinilai belum bisa mewujudkan visi dan misi dengan slogan Sampang Hebat Bermartabat.
Sayangnya, aksi tersebut gagal menghadirkan orang nomer satu di Kabupaten Sampang, lantaran yang bersangkutan sedang melakukan perjalanan dinas ke luar kota.
“Bapak Bupati ada kegiatan dinas ke luar kota,” ujar Anang Djunaendi S, Kepala Bakesbangpol setempat saat menemui para mahasiswa di depan pintu masuk kantor Bupati Sampang.
Mendapat jawaban dari perwakilan Pemkab, mahasiswa tidak membubarkandiri justru tetap bertahan dan berorasi sembari menunggu Bupati. Alhasil, beberapa menit kemudian H. Abdullah Hidayat Wakil Bupati Sampang, menemui pendemo untuk mendengar pembacaan tuntutan.
Di akhir kalimat, mahasiswa kemudian menyodorkan map berisi beberapa tuntutan yang harus ditandatanggani oleh Wabub. Namun, hal itu memicu situasi memanas lantaran mahasiswa mendesak Wabub atas jawaban dari tututan tersebut.
“Saya tidak bisa memutuskan terkait rakyat ini secara pribadi, oleh sebab itu kami minta waktu untuk membahas dengan pemerintah,” kata Wabub yang akrab disapa H.Ab.
Mendapat jawaban daru Wabub, para pendemo akhirnya membubarkan diri namun melontarkan ancaman akan melakukan aksi serupa ke pendopo Wabub jika tuntutan mahasiswa tersebut tidak segera ditangapi.
“Jika tidak ada jawaban, kami akan demo pendopo Wabub,” teriak mahasiswa.
Aksi demo yang dilakukan Formasa ini, adalah bentuk kekecewaan para mahasiswa terhadap Bupati Sampang yang tidak menemui 10 orang mahasiswa yang hendak melakukan audensi 31 Januari 2022 kemarin.
“Katanya bapak Bupati mengaku siap 24 jam untuk diajak diskusi tentang pembangunan di Kabupaten Sampang, tetapi itu salah, karena saat kita hendak melakukan audensi malah tidak ditemui,” kata Arifin salah satu mahasiswa yang tergabung dalam Formasa.
Sekedar diketahui, hasil kajian Forum Mahasiswa Sampang yang menjadi tuntutan pendemo saat ini diantaranya, berisi tentang, tingginya angka putus sekolah, Rombel, ASN rangkap jabatan, tidak ada lapangan kerja, kurangnya pendampingan ekonomi kreatif, gagal mendatangkan investor, infrastruktur amburadul, minimnya pendampingan terhadap UMKM, kemandirian desa hanya sebatas data tapi tidak sesuai fakta 3. transpransi data berbasis IT hanya omong belaka, ketimpangan pendapatan masyarakat, Bansos dikorupsi, keadilan proaktif tidak diberikan dan yang terakhir Pemkab gagal melaksanakan Pilkades.