Headline

Dugaan Korupsi Berkedok Seragam di UNIBA Madura! Mahasiswa Dirugikan, Begini Sikap Rektor

Avatar
×

Dugaan Korupsi Berkedok Seragam di UNIBA Madura! Mahasiswa Dirugikan, Begini Sikap Rektor

Sebarkan artikel ini
WAWANCARA. Potret Rektor UNIBA Madura, Rahmad Hidayat, saat ditemui awak media beberapa waktu lalu. (M.Hendra.E/MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – UNIBA Madura kembali menjadi sorotan setelah serangkaian permasalahan sebelumnya, seperti dugaan pemotongan dana KIP, pelecehan terhadap mahasiswi, hingga penangkapan dua mahasiswa karena dugaan pengedaran pil ekstasi.

Kini, muncul tuduhan baru terkait penggelapan uang seragam Pakaian Dinas Harian (PDH) yang diduga dilakukan oleh seorang oknum karyawan kampus.

Salah satu mahasiswa angkatan 2023 mengungkapkan pengalamannya terkait kasus tersebut.

“Saat itu, saya diminta membayar Rp135 ribu untuk baju seragam himpunan. Beberapa waktu kemudian, ramai di media sosial bahwa uang tersebut diduga dibawa kabur oleh oknum dosen,” ujar mahasiswa yang identitasnya minta dirahasiakan, Jumat (17/1).

Dia menambahkan, baju seragam tersebut akhirnya dibagikan beberapa bulan setelah isu ini viral.

Baca Juga :  Gubernur Khofifah: Srikaya Sumenep Bisa Bersaing dengan Jember dan Kediri

“Mungkin uangnya sudah diganti atau ada penyelesaian lain,” jelasnya.

Senada dengan hal itu, mahasiswa lain juga mengaku mengalami masalah serupa, tetapi terkait pembayaran pendaftaran.

“Saya membayar Rp300 ribu untuk pendaftaran. Namun, ketika dicek, nama saya tidak terdaftar. Akhirnya saya harus membayar lagi,” tutur mahasiswa lain yang juga identitasnya minta dirahasiakan kepada media ini.

Dia pun mempertanyakan sistem keuangan kampus yang dianggap tidak transparan.

“Ya, sudahlah, mungkin anggap saja saya sedekah ke kampus,” ungkapnya pasrah.

Sementara itu, Rektor UNIBA Madura, Rahmad Hidayat, mengonfirmasi adanya kasus tersebut, namun ia menegaskan bahwa pihak kampus tidak bertanggung jawab atas permasalahan ini.

“Kasus ini terjadi pada tahun 2023. Sejak awal, saya sudah melarang adanya pembuatan seragam selain almamater kampus,” tegasnya, Jumat (10/1/2025) lalu, saat ditemui awak media.

Baca Juga :  Polsek Sokobanah dan Satresnarkoba Sampang Amankan Satu Orang Budak Narkotika

Rahmad menjelaskan, bahwa baju PDH merupakan inisiatif mahasiswa melalui himpunan masing-masing program studi.

“Saya sudah menyampaikan dengan jelas di depan mahasiswa baru bahwa tidak perlu ada seragam lain karena mereka sudah diberi almamater,” imbuhnya.

Nama Ivan, seorang alumni yang dipekerjakan sebagai karyawan kampus, disebut sebagai pelaku penggelapan uang PDH tersebut.

“Ivan itu bukan dosen, melainkan karyawan yang dulu pernah aktif di kemahasiswaan dan dekat dengan pengurus himpunan mahasiswa,” ujar Rahmad.

Rahmad juga mengungkapkan, bahwa uang tersebut sudah dikembalikan dan baju seragam telah dibagikan. Meski begitu, pihak kampus memutuskan untuk memberhentikan Ivan.

Baca Juga :  Ketidakpastian Prolegda 2025, DPRD Sumenep Belum Tentukan Raperda Prioritas

“Demi menjaga integritas kampus, Ivan sudah tidak bekerja di sini lagi,” katanya.

Selain kasus uang PDH, mahasiswa juga mengeluhkan adanya pungutan lain yang tidak jelas.

Menurut Rahmad, seluruh mahasiswa, termasuk penerima beasiswa, diwajibkan membayar sejumlah biaya.

“Semua mahasiswa wajib membayar uang pendaftaran Rp300 ribu dan uang kemahasiswaan Rp1,5 juta,” jelasnya.

Namun, hingga berita ini diterbitkan, belum ada klarifikasi lebih lanjut terkait dugaan pembayaran ganda uang pendaftaran.

Berdasarkan laporan yang dihimpun MaduraPost, uang tersebut diduga juga disalahgunakan oleh oknum yang sama.

Kasus ini menambah daftar panjang masalah yang dihadapi UNIBA Madura, memunculkan tanda tanya besar tentang transparansi dan manajemen internal kampus.***

>> Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita madurapost.net Goggle News : Klik Disini . Pastikan kamu sudah install aplikasi Google News ya.