SUMENEP, MaduraPost – Demi menduuy para pelaku seni, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudporapar) Sumenep, Madura, Jawa Timur, telah merancang sejumlah kebijakan strategis yang disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
Kepala Disbudporapar Sumenep, Moh. Iksan mengungkapkan, bahwa pihaknya secara aktif memantau perkembangan komunitas seni di wilayahnya.
Pemantauan ini dilakukan untuk memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan benar-benar selaras dengan kondisi serta kebutuhan para seniman.
“Saya sudah meminta Kabid Kebudayaan untuk turun langsung ke lapangan dan melihat aktivitas komunitas seni. Dengan demikian, kami dapat merumuskan kebijakan yang tepat sasaran dan mendukung keberlanjutan mereka,” kata Iksan, Selasa (18/3).
Pendekatan ini juga bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas program yang telah berjalan serta menentukan langkah berikutnya dalam pengembangan budaya daerah.
Sebagai wujud konkret dalam pelestarian seni, Disbudporapar Sumenep akan mengintegrasikan unsur seni dan budaya ke dalam setiap acara resmi pemerintahan.
Hal ini dilakukan agar eksistensi para seniman semakin diakui dan diapresiasi oleh pemerintah, sekaligus mendorong minat generasi muda dalam bidang seni.
“Kami ingin menunjukkan bahwa seniman memiliki peran penting dalam masyarakat dan harus dihargai. Jika mereka mendapat dukungan yang cukup, generasi muda tidak akan ragu untuk terjun ke dunia seni,” ungkapnya.
Salah satu bentuk implementasi kebijakan ini adalah dengan menghadirkan pertunjukan seni tradisional khas Sumenep dalam berbagai acara penyambutan tamu dari luar daerah.
Selain itu, kesenian lokal juga akan dimasukkan ke dalam kalender event tahunan guna memberikan ruang lebih luas bagi para seniman untuk menampilkan karyanya.
“Setiap ada penyambutan tamu atau gala dinner, kami selalu melibatkan para seniman. Kalender event tahunan yang kami susun juga menjadi sarana pemberdayaan bagi mereka,” tambahnya.
Tak hanya dalam acara pemerintahan, seni tradisional Sumenep juga akan diperkenalkan di berbagai destinasi wisata.
Beberapa atraksi seni yang direncanakan untuk tampil secara rutin antara lain musik tong-tong dan tari Moang Sangkal di Pendopo Agung Keraton Sumenep, serta hiburan musik dangdut di Pantai Lombang dan Slopeng setiap akhir pekan.
Meskipun upaya pelestarian budaya ini terus diperkuat, tantangan utama yang dihadapi adalah keterbatasan anggaran.
Dari total kebutuhan sebesar Rp 6,1 miliar untuk mendukung 110 event budaya yang telah dirancang, dana yang tersedia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hanya sekitar Rp 3 miliar.
“Kami telah menyusun 110 agenda budaya dengan kebutuhan anggaran sebesar Rp 6,1 miliar. Namun, alokasi dari APBD baru sekitar Rp 3 miliar. Saat ini, kami masih berusaha agar tidak ada pemangkasan anggaran,” jelas Iksan.
Meski demikian, Disbudporapar Sumenep tetap berkomitmen untuk mempromosikan seni dan budaya Sumenep kepada masyarakat luas.
Salah satu strategi yang diterapkan adalah menjalin kerja sama dengan komunitas seni dan pelaku pariwisata dari berbagai daerah seperti Yogyakarta, Solo, dan Surabaya.
“Kami mengundang komunitas seni dari Yogyakarta, Solo, dan Surabaya agar mereka dapat menampilkan kesenian khas Sumenep di daerah mereka. Ini bagian dari upaya kami untuk memperkenalkan budaya Sumenep ke luar Madura,” katanya.
Selain memberikan ruang bagi seniman lokal, pemerintah daerah juga menyiapkan penghargaan bagi tokoh-tokoh seni yang telah berjasa dalam melestarikan budaya Sumenep.
Bentuk apresiasi ini diharapkan dapat meningkatkan semangat para pelaku seni untuk terus berkarya serta menginspirasi generasi muda agar semakin mencintai budaya daerah.
Tak hanya berdampak pada pelestarian seni, langkah-langkah ini juga berkontribusi terhadap pengembangan sektor pariwisata. Dengan menampilkan kesenian lokal dalam berbagai event dan destinasi wisata, daya tarik Sumenep sebagai tujuan wisata semakin meningkat.
“Jika seni dan budaya terus dilestarikan, sektor pariwisata Sumenep akan semakin berkembang. Wisatawan yang datang tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga mendapatkan pengalaman budaya yang unik,” tambah Iksan.
Untuk memperluas promosi, Disbudporapar Sumenep juga memperkuat kolaborasi dengan berbagai kota yang memiliki event budaya besar.
Dengan menghadirkan kesenian khas Sumenep dalam berbagai festival kebudayaan di kota lain, diharapkan masyarakat di luar Madura semakin mengenal keunikan budaya Sumenep.
Meski menghadapi berbagai kendala, pemerintah daerah tetap bertekad untuk menjaga kelestarian seni dan budaya lokal.
Dengan berbagai kebijakan strategis yang telah dirancang, mulai dari pemantauan komunitas seni, integrasi budaya dalam acara resmi, hingga kolaborasi dengan daerah lain, Sumenep berupaya agar warisan budayanya tetap hidup dan berkembang.
“Kami ingin memastikan bahwa seni dan budaya Sumenep tetap bertahan dan terus berkembang, bukan hanya untuk saat ini, tetapi juga bagi generasi mendatang,” tukasnya.***