PAMEKASAN, MaduraPost – Suhu politik jelang Pilkada Pamekasan 2024 mulai meningkat, terutama dalam diskusi yang berlangsung di ruang digital. Salah satu wadah diskusi yang menjadi sorotan adalah grup WhatsApp ‘PILKADA DAMAI 2024.’
Grup ini menjadi arena pertukaran gagasan dan perdebatan yang sengit, sekaligus mengedukasi masyarakat mengenai proses demokrasi.
Dengan 361 anggota dari berbagai latar belakang—tokoh muda, politisi, kiai, praktisi hukum, jurnalis, dan mahasiswa—grup ini menggambarkan dinamika politik Pamekasan yang penuh warna.
Di dalam grup ini, semua pasangan calon bupati dan wakil bupati (Cabup dan Cawabup) turut serta, termasuk para konstituen dan pendukung dari tiga pasangan calon utama.
Ketiga pasangan tersebut adalah pasangan ‘Berbakti’ yang terdiri dari Ra Baqir dan Taufadi, pasangan ‘Kharisma’ yang diwakili oleh Kiai Kholil dan Sukri, serta pasangan ‘Tauhid’ yang digawangi oleh Fattah Jasin dan Kiai Mujahid Anshori.
Keberadaan mereka di grup ini menunjukkan komitmen bersama untuk menjaga jalannya Pilkada yang damai, meskipun diskusi kerap berlangsung dalam suasana yang tegang.
Admin grup, Syaiful Bahri, menyampaikan bahwa diskusi di grup ini memang sering kali memanas, namun tetap berada dalam koridor yang sehat dan konstruktif.
“Diskusi di grup ini memang tegang, tetapi tujuannya bukan untuk memecah belah, melainkan untuk mengedukasi masyarakat mengenai isu-isu penting dalam Pilkada,” ungkap Syaiful.
Menurutnya, tensi tinggi dalam diskusi adalah sesuatu yang wajar, terutama ketika berbagai pandangan dan kepentingan bertemu.
Namun, ia memastikan bahwa semua anggota grup diingatkan untuk tetap menjaga kesantunan dan mengedepankan dialog yang produktif.
Berbagai topik hangat dibahas dalam diskusi ini, mulai dari visi-misi para calon, strategi pembangunan, hingga isu-isu krusial seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi di Pamekasan.
Para pendukung masing-masing pasangan calon tak segan-segan menyampaikan argumen dan kritikan mereka.
Meski demikian, Syaiful menekankan bahwa perdebatan yang muncul justru menjadi sarana pembelajaran bagi masyarakat.
“Dengan adanya diskusi yang terbuka seperti ini, masyarakat bisa lebih memahami posisi dan komitmen para calon. Mereka juga bisa belajar bagaimana berpartisipasi dalam demokrasi secara sehat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Syaiful menegaskan bahwa tujuan utama grup ini adalah untuk memastikan Pilkada berjalan damai dan demokratis.
Keikutsertaan para calon dan pendukung dalam grup ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat persaingan yang sehat dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi.
“Kami ingin menunjukkan bahwa perbedaan pendapat dalam politik itu biasa. Yang terpenting adalah bagaimana kita tetap menjaga persatuan dan kesatuan, serta menempatkan kepentingan masyarakat di atas segala-galanya,” tambahnya.
Meskipun diskusi sering kali berlangsung dalam atmosfer yang tegang, namun tidak jarang pula muncul momen-momen inspiratif.
Para calon bupati dan wakil bupati sesekali menunjukkan sikap sportif dan saling menghargai.
Beberapa kali terlihat, mereka memberikan apresiasi terhadap ide atau program yang diusulkan oleh lawan politik mereka.
Momen-momen seperti inilah yang kemudian memberikan harapan bahwa politik bisa dijalankan dengan kepala dingin dan hati yang tulus.
Partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat di grup ini juga menjadi bukti bahwa Pilkada Pamekasan 2024 bukan sekadar ajang perebutan kekuasaan, melainkan juga wadah pembelajaran politik bagi masyarakat.
Kaum muda, misalnya, sangat antusias mengikuti diskusi dan sering kali menjadi penggerak utama dalam menciptakan suasana dialog yang dinamis.
Mereka membawa perspektif baru dan ide-ide segar yang kerap menjadi pemicu diskusi yang berkualitas.
Pada akhirnya, meskipun diskusi politik Pilkada Pamekasan di grup WhatsApp ‘PILKADA DAMAI 2024’ berlangsung dengan tensi tinggi, namun ini menjadi cerminan dari semangat demokrasi yang hidup di Pamekasan.
Diskusi yang tegang namun mengedukasi ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada masyarakat mengenai pilihan mereka.
Ini bukan hanya tentang siapa yang akan memimpin Pamekasan, tetapi juga tentang bagaimana proses politik itu sendiri bisa menjadi sarana untuk membangun kesadaran dan tanggung jawab bersama demi masa depan yang lebih baik.
Di tengah suasana politik yang memanas, grup ini menjadi contoh bahwa perbedaan pendapat dan perdebatan yang sehat adalah bagian integral dari demokrasi.
Dengan komitmen bersama untuk menjaga Pilkada yang damai dan edukatif, Pamekasan berharap bisa melahirkan pemimpin yang benar-benar memahami dan mewakili aspirasi masyarakat.***