SUMENEP, MaduraPost – Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Sumenep, Anwar Syahroni Yusuf, menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, berkomitmen untuk mengembangkan desa-desa di wilayahnya.
Melalui kebijakan strategis dan kerja sama yang baik dengan masyarakat, di bawah kepemimpinan Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo, status desa-desa yang dulunya tertinggal berhasil dihapus.
Berdasarkan data Indeks Desa Membangun (IDM) tahun 2024, Sumenep kini memiliki 92 desa dalam kategori Berkembang, 137 desa Maju, dan 101 desa Mandiri.
Angka ini menunjukkan kemajuan signifikan dibandingkan dengan data tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2021, terdapat hanya satu desa yang berstatus Mandiri, 54 desa Maju, dan 275 desa Berkembang.
Pada tahun 2022, desa Mandiri meningkat menjadi tujuh, sementara jumlah desa Maju tetap di angka 93 dan desa Berkembang menurun menjadi 230. Tren positif berlanjut di tahun 2023 dengan 39 desa Mandiri, 144 desa Maju, dan 147 desa Berkembang.
“Ini merupakan bukti nyata bahwa selama 3,5 tahun terakhir, berbagai kemajuan telah diraih. Saat ini, tidak ada lagi desa yang memiliki status tertinggal,” kata Anwar dalam keterangannya, Selasa (22/10).
Anwar menjelaskan, bahwa pencapaian ini didasarkan pada penilaian IDM yang menilai tiga aspek utama: Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE), dan Indeks Ketahanan Lingkungan/Ekologi (IKL).
Di banyak desa, telah tersedia fasilitas, sarana, dan prasarana yang mendukung ketiga indikator ini sehingga penilaian dapat terpenuhi.
Pemkab Sumenep memulai langkah ini dengan mengidentifikasi desa-desa yang masih tertinggal, lalu merancang program-program sesuai dengan kebutuhan spesifik masing-masing desa.
Salah satu program unggulan yang dilaksanakan adalah pembangunan infrastruktur dasar. Dari tahun 2021 hingga 2024, jalan yang dibangun mencapai panjang 133,32 kilometer.
Selain itu, program peningkatan kualitas pendidikan juga diimplementasikan dengan melibatkan lembaga pendidikan dan organisasi non-pemerintah.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan sarana dan prasarana sekolah serta kualitas tenaga pengajar.
Dukungan terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga berperan dalam pertumbuhan ekonomi, yang meningkat dari 2,61 persen pada tahun 2021 menjadi 5,35 persen di tahun 2023.
Perbaikan kesejahteraan masyarakat juga terlihat melalui peningkatan layanan kesehatan, dengan adanya 30 Puskesmas yang tersebar di 27 kecamatan.***