PAMEKASAN, MaduraPost – Dugaan konspirasi jahat oknum Anggota DPRD Pamekasan dengan PT Djarum untuk menggagalkan aksi paguyuban Petani dan bandul tembakau beberapa waktu lalu mulai tercium.
Hal tersebut berawal dari tidak hadirnya salah satu pihak dari dua PT. Kuasa Pembelian Tembakau yang menjadi target aksi dalam pertemuan dengan dua orang penanggung jawab aksi di Polres Pamekasan.
Anggota Kepolisian yang menjadi fasilitator pertemuan tersebut mengatakan bahwa informasi yang didapat dari PT Djarum mengatakan bahwa aksi gagal karena sudah dikondisikan oknum anggota DPRD Pamekasan berinisial AD.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
menurut Ketua Paguyuban Petani se-Madura sekaligus Korlap Aksi Mohammad Munir, kalau dirinya dan sejumlah tokoh masyarakat khususnya para petani tembakau di Pamekasan terkejut, geram dan kecewa terhadap informasi dan pengakuan dari pihak Kepolisian tersebut.
“Sejak mendapatkan informasi dan pengakuan langsung dari pihak Kepolisian itu, kami sampai detik ini masih merasa kaget, geram dan sangat kecewa kepada oknum anggota DPRD Pamekasan yang telah memperjualbelikan rencana gerakan kami ke PT Djarum itu,” Katanya, Selasa (21/9/2021).
Menurutnya, apa yang disampaikan oleh pihak Kepolisian kepada dirinya tentang tindakan jahat kedua oknum tersebut telah merusak asas-asas demokrasi untuk menyampaikan tuntutan dan aspirasi didepan publik.
“apa yang dilakukan oleh kedua Oknum tersebut kini telah melukai dan menyakiti hati kami, sejumlah tokoh masyarakat dan para petani tembakau dalam memperjuangkan hak-haknya yang telah diinjak-injak oleh PT Djarum yang sewenang-wenang melanggar Perda dalam melakukan pembelian tembakau,” tegasnya.
Mantan Aktivis HMI Pamekasan tersebut juga menceritakan bahwa setelah sehari dari pertemuannya yang menghasilkan beberapa kesepakatan dengan pihak PT. Gudang Garam tersebut. Dirinya mendatangi pihak DPRD Pamekasan untuk mengkonfirmasi dan klarifikasi adanya kebenaran Oknum Dewan berinisial AD yang diakui oleh pihak P. Djarum tersebut.
“Namun, seorang yang diduga oknum anggota DPRD yang namanya seperti yang diinformasikan oleh pihak Kepolisian itu tidak mengakui dan bersumpah kalau nama orang yang disebutkannya itu bukan dirinya,” urainya.
Jepada Media ini, Mohammad Munir menyampaikan keputusannya dan berjanji akan melanjutkan demo ke PT. Djarum yang sempat ditundanya tersebut. Ia juga menegaskan akan terus mencari informasi siapa dalang telah memperjualbelikan rencana aksi demo sebelumnya itu.
Sementara melalui pesan WhatsApp-nya, Kanit Ekonomi Polres Pamekasan IPDA Fajri menyampaikan dan meminta agar terkait persoalan tersebut dikonfirmasi langsung ke PT Djarum.
“Pak saran: Alangkah baiknya konfirmasi langsung ke pihak Djarum supaya jelas faktanya,” pintanya.
Selain itu IPDA Fajri mengatakan, bahwasanya karena rencana aksi demo itu didua lokasi, akhirnya pihaknya mengkomunikasikan dengan pihak Djarum. Dan ia mengungkapkan, kalau pihak Djarum waktu itu menyatakan aksi tidak jadi karena katanya sudah ada yang memediasi.
“Kemudian ya tak sampaikan kepada Korlap kalau sudah ada yang memediasi, selebihnya saya tidak tahu. Yang jelas kami tidak ada kepentingan disitu,” tegasnya.
Sampai berita ini ditayangkan, belum ada konfirmasi dari kedua belah pihak, baik dari PT. Djarum atau Oknum anggota DPRD Pamekasan yang dimaksud.