PAMEKASAN, MaduraPost – Dilatari kelangkaan dan mahalnya pupuk bersubsidi di beberapa daerah di Kabupaten Pamekasan, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Pamekasan menggelar aksi demonstrasi di Kantor DPRD setempat, Kamis (18/11/2021).
Pada aksi demonstrasi tersebut mereka menuntut agar DPRD setempat membentuk pansus selambat-lambatnya 7 x 24 jam untuk kepentingan audit investigasi lapangan terkait carut marutnya penyaluran pupuk bersubsidi dan mengevaluasi kios, distributor dan kelompok tani yang bermain.
Kemudian, mereka mendesak DPRD setempat berkolaborasi dengan Polres Pamekasan untuk segera mengusut tuntas persoalan pendistribusian pupuk di Kecamatan Waru dan Palengaan yang terindikasi ada permainan dan penimbunan pupuk tersebut.
Dalam orasinya, Taufiq selaku Korlap Aksi meminta DPRD Pamekasan untuk segera memastikan realisasi dan penggunaan kartu tani selesai tahun ini sebagaimana fungsinya.
“Kami juga meminta kepada DPRD supaya segera mendesak Bupati Pamekasan untuk mereshuffle Kepala DKPP Pamekasan (Ajib) yang telah gagal menjalankan tugas dan tanggung jawabnya,” ucapnya.
Ia juga mengatakan, akibat dari melambungnya dan langkanya pupuk bersubsidi itu, pihaknya merasa sangat miris terhadap para petani yang saat ini sudah mulai bercocok tanam. Maka dari itu, kata dia, DPRD Pamekasan harus betul-betul serius menangani persoalan tersebut.
“Harga pupuk yang ditentukan pemerintah adalah jenis urea Rp.2.250,-/kg, Rp. 112.500,-/karung ZA Rp. 1.700,-/kg, Rp. 85.000,-/karung. SP-36 Rp.2.400,-/kg, Rp. 120.000,-/karung. NPK PHONSKA Rp. 2.300,” jelasnya saat orasi.
Sementara Ismail A Rahim selaku Wakil Ketua Komisi II DPRD Pamekasan di ruang lobi kantor DPRD setempat mengatakan, kalau pihaknya sudah melakukan beberapa kali rapat dengan mengundang distributor, Dinas terkait dan pemantau pupuk.
“Pada saat itu Komisi II mendesak agar menjelang musim tanam di 2021 ini tanam padi dan jagung, agar pupuk aman, dan saya sudah minta itu,” katanya kepada Pewarta.
Diinformasikan, bahwa saat sebelum mengakhiri demonstrasinya pihak demonstran (GMNI Cabang Pamekasan, red) melemparkan telor busuk ke Kantor DPRD Pamekasan sebagai bentuk kekecewaan.