SUMENEP, MaduraPost – Ketua Front Keluarga Mahasiswa Sumenep (FKMS), Sutrisno, mengaku kena bogem (Dipukul) oleh salah satu anggota Kepolisian Resort (Polres) Sumenep, Madura, Jawa Timur, saat mendatangi Mapolres setempat usai aksi demonstrasi yang digelar anggotanya tepat hari kelahiran Pancasila. Selasa (1/6/2021).
Pada media, Sutrisno, mengaku saat menanyakan anggotanya yang diciduk polisi usai menggelar aksi demonstrasi malah menerima perlakuan yang anarki dari anggota kepolisian.
Pasalnya, dia diseret paksa anggota polisi ke Mapolres setempat untuk dimintai keterangan. Dia juga menegaskan, di kantor polisi sempat melakukan audiensi terkait anggota FKMS yang menggelar aksi demonstrasi di hari libur nasional malah mendapatkan perlakuan anarki anggota kepolisian.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Di dalam saya sempat audiensi, dan saya mengakui jika menggelar aksi demonstrasi di hari libur nasional adalah kesalahan, saya minta maaf. Kemudian, saya datang dengan baik-baik malah dapat perlakuan seperti ini, coba lihat dahi saya sampai benjol,” ungkapnya pada sejumlah awak media, Selasa (1/6).
Pihaknya merasa kecewa, jika hingga saat ini tindakan anarkisme anggota kepolisian pada mahasiswa masih menjamur seolah menjadi tradisi.
“Saya sangat menyayangkan ini terjadi. Jangan salahkan masyarakat terlebih mahasiswa jika tidak percaya lagi pada pengayom masyarakat, dalam hal ini aparat penegak hukum posisi,” tegasnya.
Sementara itu, Waka Polres Sumenep, Kompol Palma Fitria Fahlevi mengatakan, jika mahasiswa tersebut telah melanggar aturan yang berlaku, yakni tidak diperbolehkan melakukan aksi demonstrasi di hari libur nasional.
Hal itu menurutnya telah tertuang pada aturan Undang-Undang (UU) nomor 9 tahun 1998 tentang penyampaian aspirasi keterbukaan publik.
“Seperti yang tadi, mahasiswa ini telah menggelar aksi di hari libur nasional, itu tidak diperbolehkan. Kami sudah ingatkan dengan baik-baik, tapi malah tidak didengarkan,” ungkapnya.
Ditanya soal diciduknya mahasiswa, Palma menerangkan jika hanya meminta keterangan kepada mahasiswa terkait.
“Sementara kami amankan dan minta keterangan dulu pada mahasiswa ini,” kata dia.
Ditanya lebih detail terkait pembubaran sejumlah mahasiswa yang tak ikut aksi tunggal itu, Palma menegaskan jika hanya melaksanakan aturan yang berlaku.
“Ya untuk yang dibubarkan di warung kopi itu, kami sebenarnya ingin mengatakan kalau tidak boleh melakukan aksi di hari libur,” jelasnya.