PAMEKASAN, MaduraPost – Camat Pasean, Pamekasan, Muhammad Sukkur, mengajak masyarakat agar saling mengoreksi sekaligus mengapresiasi pelaksanaan peringatan HUT ke-80 RI yang rutin digelar setiap tahun.
Ia mengakui bahwa pelaksanaan kegiatan tahun ini masih belum sepenuhnya sempurna, namun tetap perlu disikapi dengan bijak.
Pernyataan tersebut disampaikan Sukkur menanggapi adanya protes masyarakat terkait hasil lomba gerak jalan tingkat SMP, SMA, dan umum, yang sebagian besar juaranya diraih oleh lembaga pendidikan dari luar Kecamatan Pasean.
“Kalau memang ada yang dirasa kurang, terutama dari segi teknis, mari kita benahi bersama. Tahun depan kita bisa duduk bersama untuk menyepakati aturan agar tidak menimbulkan persoalan serupa,” kata Sukkur kepada MaduraPost, Senin (25/8/2025).
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pihak kecamatan telah memanggil dan mendengarkan langsung penjelasan dari para koordinator pelaksana (kopel) kegiatan HUT. Dari keterangan panitia, ketentuan lomba tahun ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.
“Kopel memberi alasan, kalau yang dipersoalkan hanya karena tidak ada technical meeting (TM), lalu kenapa kegiatan tahun sebelumnya tidak diprotes. Padahal aturan lomba tahun lalu dan tahun ini relatif sama,” ujarnya.
Sukkur menambahkan, pihaknya tetap membuka ruang evaluasi demi perbaikan ke depan. Menurutnya, penyelenggaraan HUT RI adalah momentum kebersamaan, sehingga kritik dan masukan dari masyarakat akan dijadikan bahan evaluasi agar perayaan berikutnya lebih meriah dan transparan.
Sebelumnya, perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, tercoreng oleh dugaan ketidaketisan panitia dalam penentuan juara lomba gerak jalan pada tingkat SMP, SMA dan Umum.
Pasalnya, sejumlah lembaga pendidikan yang keluar sebagai pemenang ternyata berasal dari luar wilayah Pasean, di antaranya SMK Bustanul Ulum, SMK Putra Bangsa, dan MA Bustanul Ulum yang berlokasi di Kecamatan Waru.
Keputusan panitia ini menimbulkan tanda tanya besar, karena sejak awal lomba diyakini hanya untuk peserta dari wilayah Pasean.***






