Scroll untuk baca artikel
Headline

Buntut Lempar Telur Busuk, Dinsos P3A Sumenep Angkat Bicara Demo Mahasiswa Soal Kemiskinan

Avatar
6
×

Buntut Lempar Telur Busuk, Dinsos P3A Sumenep Angkat Bicara Demo Mahasiswa Soal Kemiskinan

Sebarkan artikel ini
MEMANAS. Potret aksi demontrasi yang digelar mahasiswa hampir bentrok dengan aparat kepolisian hingga lempar telur busuk. (M.Hendra.E/MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Tepat di Hari Jadi Ke-754 Kota Sumenep pada Selasa, 31 Oktober kemarin, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) setempat di demo mahasiswa. Rabu, 1 November 2023.

Puluhan massa aksi yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Kepulauan Sapeken (Himpass) ini hampir ricuh dengan aparat kepolisian saat sedang mengamankan jalannya unjuk rasa.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Bahkan, Kantor Dinsos P3A Sumenep, Madura, Jawa Timur, dilempari belasan telur busuk oleh para pendemo.

Hal ini lantaran massa aksi tidak ditemui Kepala Dinsos P3A Sumenep, Dzulkarnaen, di lokasi. Alhasil mereka kecewa.

Sebab, mahasiswa hanya ditemui oleh Kepala Bidang (Kabid) Rehablitasi Sosial Dinsos P3A Sumenep, Fajarisman.

Hanya saja, kepada media, Fajarisman enggan berkomentar banyak. Dia beralasan, tidak memiliki kapasitas untuk menyampaikan statement apapun kepada mahasiswa.

“Saya tidak berani berbicara apapun. Saya menemui mereka dan ingin menyampaikan bahwa Pak Kadis sedang rapat di kantor dewan,” kata Fajarismaan usai demo selesai, Selasa (31/10/2023) kemarin.

Secara bergiliran mahasiswa melangsungkan orasi. Sedikitnya, ada 4 tuntutan yang disampaikan mahasiswa, diantaranya;

1. Bupati harus mengevaluasi Dinsos P3A Kabupaten Sumenep.

2. Mempertanyakan mobil bantuan dari KEI sampai hari ini tidak didistribusikan kepada penerima.

3. Terindikasi ada monopoli anggaran yang dilakukan oleh individu di Dinsos P3A Sumenep secara terencana, dilakukan oleh kepala dinas dan konstituennya dengan anggaran yang cukup fantastis.

Baca Juga :  Pembahasan Rancangan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2021 Sumenep Selesai, Ini Rinciannya

4. Meminta Kepala Dinsos P3A Sumenep mundur dari jabatan.

“Jika 4 tuntutan di atas tidak diindahkan, maka Bupati Sumenep harus mundur sebagai Kepala Daerah Kabupaten Sumenep,” kata Koordinator Lapangan (Korlap) aksi Himpass, Andi Papaburhan Nuddin, saat diwawancara media.

Mahasiswa menilai, Dinsos P3A Sumenep tidak berpihak kepada masyarakat dalam hal kesejahteraan.

Pasalnya, dalam kinerja kedinasan, Dinsos P3A Sumenep dianggap sudah tidak mampu menerjemahkan visi misi Bupati dan Wakil Bupati Sumenep.

Contohnya saja, mahasiswa menyoal tentang pengentasan kemiskinan dan bantuan sosial (Bansos) kepada warga miskin yang ada di Kabupaten Sumenep.

“Kinerja Dinsos P3A Sumenep dalam menangani kemiskinan tidak serius,” ujar Andi.

Dikonfirmasi baru-baru ini, Kepala Dinsos P3A Sumenep, Dzulkarnaen menyebutkan, jika berbicara soal kemiskinan tidak melulu muaranya ada di dinas yang ia pimpin.

“Dinsos itu hanya salah satu pilar kecil saja yang memberikan Bansos kepada orang miskin,” kata Dzulkarnaen saat dihubungi media ini melalui sambungan teleponnya, Rabu (1/11) pagi.

Pihaknya menjelaskan, penyaluran Bansos kepada warga miskin tidak hanya melalui Dinsos P3A saja, melainkan dari dinas lain, seperti Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) setempat.

“Ada juga dinas perikanan kalau berbicara soal nelayan, dan soal UHC di dinas kesehatan. Itu semua kan untuk orang tidak mampu, jadi tolonglah diubah mindset bahwa kemiskinan itu bukan hanya ranahnya Dinsos P3A, tetapi pemkab yang dalam hal ini sebagai dapur kebijakan di Bappeda,” kata dia menjelaskan.

Baca Juga :  Pemuda di Madura Tewas Akibat Dibacok Oleh Lima Orang Tidak Dikenak

Menurutnya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumenep lah yang memiliki peran penting dalam mengkonsep soal pengentasan kemiskinan itu.

“Jadi dari segi apa saja, apakah dia kekurangan alat pertanian, ya pastinya DKPP. Kalau misalkan kurang mampu, ya masuklah Dinsos P3A. Lalu kalau di bidang nelayan, ya masuk dinas perikanan,” kata Dzulkarnaen.

Jadi, kata dia lebih lanjut, semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus bersinergi ketika berbicara soal pengentasan kemiskinan.

“Pastinya bagaimana kemiskinan itu bisa teratasi bersama-sama. Jadi ini bukan hanya soal Dinsos P3A saja,” ujar dia.

Menanggapi soal tuntutan mahasiswa agar Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, mengevaluasi kinerja Dinsos P3A Sumenep, pihaknya secara legowo meng-aminkan hal itu.

“Ya tidak apa-apa, silahkan saja. Bapak bupati diminta ataupun tidak diminta oleh mahasiswa, tetap akan mengevaluasi,” kata Dzulkarnaen menggebu-gebu.

Sejauh ini, pihaknya mengklaim sudah menyalurkan Bansos dengan benar kepada masyarakat. Misalnya saja anggaran hibah DBHCHT 2023 yang sudah tersalurkan.

“Bantuan sembako, beasiswa, sudah kami salurkan juga, kemarin untuk lansia juga ada, sebanyak 300 orang mendapatkan bantuan. Itu semua sebagai salah satu usaha bapak bupati yang diberikan kepada Dinsos P3A dalam rangka penyaluran bantuan untuk masyarakat,” kata dia memaparkan.

Baca Juga :  Manajemen Sampang Water Park Kembali Datangi Rumah Korban, Sepakat Saling Berdamai

“Intinya, kita sudah bergerak dan menjalankan tugas yang diberikan oleh bapak bupati,” kata Dzulkarnaen menambahkan.

Untuk diketahui, mahasiswa sempat masuk ke kantor dinas demi memastikan keberadaan Kepala Dinsos P3A Sumenep, Dzulkarnaen, berada di tempat.

Sayangnya, upaya tersebut nyatanya malah menyulut amarah aparat kepolisian yang menjalankan pengamanan, hingga akhirnya lempar telur busuk ke Kantor Dinsos P3A Sumenep terjadi.

Polisi, sempat ingin melakukan pengejaran atas insiden pelemparan telur busuk itu, namun massa aksi langsung membubarkan diri.

Sementara, terdengar suara gunjingan dari aparat kepolisian pasca mahasiswa melakukan tindakan melempar telur busuk ke Kantor Dinsos P3A Sumenep.

Pantauan di lokasi, ada sejumlah polisi yang tertimpa lemparan telur busuk tersebut dan salah satu kaca bagian atas Kantor Dinsos P3A Sumenep pecah.

Saat hendak dimintai keterangan ke salah satu anggota Polres Sumenep akibat terkena lemparan telur busuk dan hampir tersulut emosi, pihak aparat enggan memberikan komentar.

“Sudah tidak apa-apa, ini sudah tugas kami. Jika mau wawancara, langsung saja ke Humas Polres ya,” ujar salah satu anggota Polres Sumenep yang minta namanya dirahasiakan.***