SUMENEP, MaduraPost – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) kini tengah merancang Peta Jalan Pemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sebagai panduan strategis pembangunan berbasis riset dan inovasi.
Penyusunan dokumen ini sedang dalam proses konsultasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Langkah ini diambil guna memperkuat daya saing komoditas lokal serta mempercepat laju pertumbuhan ekonomi berbasis teknologi dan inovasi.
Kepala BRIDA Sumenep, Benny Irawan menyampaikan, bahwa ada tiga poin utama yang menjadi fokus dalam dokumen tersebut. Pertama, terkait identifikasi produk unggulan daerah yang potensial untuk dikembangkan.
Kedua, membahas persoalan-persoalan mendasar yang selama ini menghambat kemajuan daerah. Dan ketiga, penyusunan dilakukan berdasarkan kajian ilmiah dan berbasis data.
“Tiga aspek itu yang menjadi dasar. Produk unggulan, isu-isu prioritas daerah, dan riset berbasis bukti,” ungkapnya pada wartawan belum lama ini, Sabtu (19/4).
Benny menambahkan, penyusunan peta jalan ini adalah mandat nasional yang harus dipenuhi oleh setiap pemerintah daerah di Indonesia. Dokumen yang sedang difinalisasi tersebut akan digunakan sebagai rujukan kebijakan hingga tahun 2029.
“Ini akan menjadi dokumen strategis lima tahunan, berlaku mulai 2025 sampai 2029,” ujarnya menegaskan.
Dokumen ini telah memetakan sejumlah persoalan kunci yang dihadapi sektor-sektor strategis di Sumenep. Tujuannya adalah agar dapat disusun langkah-langkah solutif yang berbasis teknologi untuk mendongkrak keunggulan daerah.
Berikut rincian isu-isu utama yang telah diidentifikasi:
1. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Permasalahan utama dalam sektor ini meliputi keterbatasan permodalan dan pembiayaan, rendahnya kapasitas sumber daya manusia (SDM), kendala infrastruktur dan aksesibilitas, ketergantungan terhadap musim dan kondisi cuaca, serta pasar yang sempit dan persaingan yang ketat.
2. Sektor Akomodasi, Makanan, dan Minuman
Industri jasa ini menghadapi tantangan seperti minimnya modal untuk pengembangan fasilitas, lemahnya promosi dan citra merek, SDM yang belum siap secara profesional, hambatan dalam akses menuju lokasi usaha, serta kurangnya inovasi dalam produk dan layanan.
3. Sektor Kerajinan dan Pariwisata
Pada sektor ini, tantangan utamanya meliputi terbatasnya akses pasar dan promosi produk kerajinan, pengelolaan destinasi wisata yang belum maksimal secara profesional, ketergantungan pada tenaga kerja lokal, kesulitan dalam mendapatkan modal untuk inovasi dan pengembangan fasilitas, serta kurangnya penetrasi pasar internasional.
Dengan pemetaan permasalahan ini, BRIDA berharap dapat menghadirkan solusi inovatif dan berbasis teknologi yang tepat guna, untuk memperkuat keunggulan kompetitif daerah ke depan.***
Penulis : Miftahol Hendra Efendi
Editor : Nurus Solehen
Sumber Berita : Redaksi MaduraPost