Daerah

Bappeko Desain Jalan Tunjungan Surabaya, Perpaduan Sejarah dengan Tampilan Kekinian

Avatar
×

Bappeko Desain Jalan Tunjungan Surabaya, Perpaduan Sejarah dengan Tampilan Kekinian

Sebarkan artikel ini
Suasana Jalan Tunjungan Surabaya. (urbanasia.com)

SURABAYA, MaduraPost – Setiap daerah memiliki ikon tersendiri tak terkecuali Kota Surabaya, ikon Kota Pahlawan yang selama ini melegenda adalah patung Suro (Ikan) dan Boyo (Buaya). Ternyata, masih ada yang menjadi ciri khasnya, yaitu Jalan Tunjungan yang ada di jantung kota.

Pemerintah Kota Surabaya melalui Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Kota) akan mendesain Jalan Tunjungan tersebut dengan kemasan sejarah dan tampilan kekinian. Pelaksana Tugas (Plt.) Febrina Kusumawati mengungkapkan, selain menjadikan Jalan Tunjungan sebagai wisata, tentu tidak akan terlepas dari pemulihan ekonomi pasca pandemi.

“Kawasan Tunjungan identik dengan Surabaya, identik juga dengan pahlawan dan ada gedung-gedung kuno. Ada rasa historis dan kehidupan ekonomi yang berjalan, itulah kesan dan rasa yang kita hadirkan,” ucap Febrina dalam program Wawasan di Radio Suara Surabaya, Rabu (3/11/2021).

Baca Juga :  Buntut Pelayanan RSUD, DPRD Bangkalan Panggil Dewan Pengawas RS

“Di sisi kanan itu kan banyak kafe-kafe kekinian tapi tidak menghilangkan fasad asli bangunannya. Yang sisi kiri nanti kita siapkan untuk booth-booth UMKM kan banyak gedung-gedung kosong di situ,” imbuh Febrina.

Selaras dengan pernyataan Febrina, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji turut memberikan dukungan atas desain yang akan dilakukan oleh Bappeko. Keduanya menyatakan, akan fokus pada pemilihan ekonomi dengan hadirnya tampilan baru di Jalan Tunjungan.

Baca Juga :  Pj Bupati Sampang Berhasil Turunkan Angka Kemiskinan di Tahun 2024

“Setelah Surabaya masuk ke level 1, maka ini waktunya kita bangkit menggerakkan ekonominya UMKM Surabaya,” kata Eri.

“Saya berharap Jalan Tunjungan menjadi ikon pemulihan ekonomi Kota Surabaya, nantinya akan ditata sedemikian rupa. Kalau Bandung punya Braga, Yogya punya Malioboro, lalu Surabaya punya Tunjungan,” ujar Armuji.

Lebih lanjut, kehadiran Kampung Ketandan akan sangat mendukung penciptaan wisata heritage (peninggalan/warisan), dan itu yang akan ditawarkan. Dalam rencana desain jangka panjang, Jalan Tunjungan akan dipadati oleh pertunjukan kesenian, secara terjadwal komunitas seni yang ada di Surabaya akan turut mengisi acara disana.

Berikutnya, Febrina memaparkan beberapa konsep Jalan Tunjungan yang akan menjadi wisata untuk pemulihan ekonomi, diantaranya pemberdayaan UMKM, kemudian sekitar ada 20 bangunan cagar budaya yang akan menunjang wisata heritage.

Baca Juga :  Terindikasi Terjadi Penyimpangan, Proyek Pavingisasi di Desa Pamoroh Kadur Kini Menjadi Sorotan

“Kita akan optimalkan segala potensi yang ada disitu,” terangnya singkat.

Untuk tempat parkir, Gedung Siola dan Jalan Kenari akan dipilih sebagai alternatif, agar para pengunjung tidak menjadi beban di sepanjang Jalan Tunjungan yang menyebabkan kemacetan.

“Ini agar tidak menjadi beban jalan juga. Agar tidak menyebabkan kemacetan. Kita menginginkan ekonomi muter tapi tidak mengganggu beban jalan tiap hari,” pungkasnya.

Informasinya, Jalan Tunjungan juga akan menjadi health tourism (wisata kesehatan) yang juga sudah dicanangkan oleh Pemerintah Kota Surabaya.

>> Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita madurapost.net Goggle News : Klik Disini . Pastikan kamu sudah install aplikasi Google News ya.