SUMENEP, MaduraPost – Sepanjang 2025, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menempatkan diri sebagai aktor kunci dalam memastikan stabilitas sosial dan politik tetap terjaga di tengah masyarakat yang beragam.
Di tengah arus dinamika nasional hingga global yang turut berimbas ke daerah, Sumenep tetap menunjukkan wajah daerah yang aman, tenteram, serta menjunjung tinggi nilai kebersamaan.
Kepala Bakesbangpol Sumenep, Achmad Dzulkarnain, menyebut tahun 2025 sebagai fase penting dalam penguatan konsolidasi kebangsaan di tingkat daerah.
Menurutnya, tantangan kebangsaan saat ini tidak hanya berkaitan dengan keamanan, tetapi juga menyangkut ketahanan sosial dan ideologis masyarakat.
“Keberadaan Bakesbangpol bukan semata-mata menjaga ketertiban, tetapi memastikan nilai persatuan, toleransi, dan kesadaran berbangsa terus hidup di tengah masyarakat,” ujar Dzulkarnain kepada MaduraPost, Minggu (28/12) petang.
Ia menegaskan bahwa penguatan wawasan kebangsaan menjadi agenda prioritas sepanjang tahun. Melalui berbagai program edukatif, Bakesbangpol secara konsisten menggelar sosialisasi tentang nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Kegiatan tersebut menyasar berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pelajar dan pemuda, aparatur pemerintahan desa, hingga organisasi kemasyarakatan.
Menurut Dzulkarnain yang akrab disapa Dzul, pendekatan dialog terbuka dan edukatif menjadi metode utama agar pesan kebangsaan lebih mudah dipahami dan diterapkan.
“Kami ingin Pancasila dipahami sebagai nilai yang hidup, bukan sekadar hafalan. Ia harus hadir dalam perilaku sehari-hari masyarakat,” katanya.
Upaya Bakesbangpol tersebut mendapat apresiasi dari Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo. Ia menilai stabilitas sosial-politik merupakan prasyarat mutlak bagi keberhasilan pembangunan daerah, terlebih di wilayah dengan tingkat kemajemukan tinggi seperti Sumenep.
“Daerah ini terdiri dari beragam latar belakang. Tanpa persatuan dan sikap saling menghormati, pembangunan tidak akan optimal. Karena itu, peran Bakesbangpol sangat penting dalam menjaga harmoni,” ujar Bupati Fauzi.
Bupati Fauzi juga menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk terus mendukung seluruh program penguatan nilai kebangsaan. Menurutnya, menjaga persatuan dan menolak intoleransi adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
“Pemkab akan selalu hadir bersama warga untuk merawat kebhinekaan dan memperkuat persaudaraan,” katanya menambahkan.
Kerukunan antarumat beragama menjadi salah satu capaian signifikan Bakesbangpol sepanjang 2025. Melalui kerja sama erat dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), potensi konflik berlatar belakang keagamaan berhasil dikelola sejak dini melalui pendekatan dialog dan musyawarah.
Ketua FKUB Kabupaten Sumenep, KHR Achmad Qusyairi Zaini, menyampaikan bahwa komunikasi intens antara FKUB dan Bakesbangpol menjadi kunci terciptanya suasana damai.
“Setiap persoalan disikapi dengan kepala dingin dan dialog terbuka. Inilah yang membuat kerukunan di Sumenep tetap terjaga,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa toleransi di Sumenep telah menjadi praktik nyata, bukan sekadar slogan.
“Perayaan hari besar keagamaan berlangsung aman dan damai. Ini mencerminkan kedewasaan masyarakat dalam menyikapi perbedaan,” tegasnya.
Selain itu, Bakesbangpol juga aktif melakukan pembinaan terhadap organisasi kemasyarakatan dan partai politik.
Melalui pendataan, fasilitasi, dan pendidikan politik, Bakesbangpol mendorong terciptanya iklim demokrasi yang sehat dan beretika.
Menurut Dzul, keberadaan ormas dan partai politik harus dilihat sebagai mitra strategis pemerintah daerah.
“Jika dibina dengan baik, ormas dan parpol dapat menjadi kekuatan positif yang mendukung stabilitas dan pembangunan,” jelasnya.
Dalam menjaga kewaspadaan daerah, Bakesbangpol mengoptimalkan peran Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM). Pemantauan dilakukan hingga ke wilayah kepulauan, dengan mengedepankan pendekatan persuasif dan humanis dalam menyelesaikan setiap potensi konflik.
Tokoh masyarakat Sumenep, MH Efendi, menilai langkah tersebut efektif karena melibatkan masyarakat secara langsung.
“Masalah tidak dibiarkan membesar. Dialog menjadi solusi, dan masyarakat merasa dihargai,” katanya.
Hal serupa disampaikan tokoh agama, Kiai Fathorrahman, yang mengapresiasi peran Bakesbangpol sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat.
“Bakesbangpol mampu menjembatani kepentingan pemerintah, tokoh agama, dan warga. Ini penting untuk menjaga persatuan,” tuturnya.
Sepanjang tahun, koordinasi juga diperkuat dengan TNI, Polri, kejaksaan, camat, hingga pemerintah desa. Sinergi lintas sektor ini dinilai efektif, terutama dalam menghadapi momen-momen strategis daerah.
Bupati Fauzi kembali menegaskan bahwa stabilitas tidak lahir dari kerja satu institusi saja.
“Ini hasil kolaborasi semua pihak, dan Bakesbangpol memainkan peran penting sebagai penggerak koordinasi,” ujarnya.
Menutup tahun 2025, Bakesbangpol Sumenep dinilai berhasil menjalankan fungsi strategisnya sebagai penjaga persatuan dan stabilitas daerah. Meski tantangan ke depan semakin kompleks, fondasi kebersamaan yang telah dibangun menjadi modal utama.
“Kami yakin, dengan semangat kebersamaan dan komitmen bersama, Sumenep akan tetap menjadi daerah yang aman, rukun, dan harmonis,” pungkas Dzul.***






