SUMENEP, MaduraPost – Terminal Arya Wiraraja mendadak jadi lautan manusia. Arus balik Lebaran 2025 bikin terminal kebanggaan Sumenep ini ‘meledak’.
Jumlah penumpang membludak lebih dari dua kali lipat, mengindikasikan lonjakan yang tak main-main.
Pengawas Satuan Pelayanan Terminal Arya Wiraraja Sumenep, Handoko Imam Hanafi, menyebut lonjakan ini bukan hal biasa.
“Hari biasa cuma 500 penumpang. Tapi kemarin Minggu, sampai 1.300 orang,” ujarnya, Selasa (8/4) pada wartawan.
Disebut-sebut, pembaruan fasilitas terminal jadi pemicu utama. Tapi benarkah hanya itu? Atau ada faktor lain seperti minimnya kontrol pergerakan, atau bahkan ketidaksiapan daerah lain yang bikin Sumenep jadi pelarian?
Lebih lanjut, Handoko menyebut pola arus balik Madura memang unik.
“Masyarakat Madura banyak yang pedagang, tidak terikat tanggal masuk kerja. Jadi arus balik bisa berlangsung sebulan penuh,” katanya.
Namun pertanyaannya: Apakah terminal ini benar-benar siap menghadapi arus balik yang panjang dan tak menentu ini?
Armada Cukup, Tapi Tetap Perlu Waspada
Handoko dengan percaya diri mengatakan armada yang tersedia masih cukup. Tercatat ada 100 bus AKAP dan 150 bus AKDP.
“Insyaallah aman, tak perlu armada tambahan,” katanya.
Tapi apakah cukup hanya mengandalkan jumlah? Tanpa pengawasan dan kontrol ketat, lonjakan penumpang bisa jadi bom waktu. Apalagi, jika terjadi penumpukan mendadak dan armada mulai kewalahan.
Pengamanan Ditingkatkan, Tapi Masihkah Efektif?
Pihak terminal mengklaim sudah menambah personel dari 10 menjadi 20 orang, dan menggandeng TNI-Polri untuk posko pengamanan. Tapi dengan potensi ribuan penumpang tiap hari, rasanya jumlah itu masih minim.
Belum lagi soal inspeksi kendaraan. Handoko mengklaim inspeksi dilakukan setiap hari. Tapi apakah inspeksi benar-benar mendalam, atau sekadar formalitas demi memenuhi laporan?
Terminal Kelas Kabupaten, Tapi Beban Ibu Kota
Dengan beban arus balik yang luar biasa, Terminal Arya Wiraraja seolah memikul tanggung jawab kota besar.
Ini jadi pertanyaan besar bagi pemerintah daerah: Apakah sudah waktunya meningkatkan status dan kapasitas terminal ini secara serius, atau akan terus dibiarkan “kerja rodi” tiap musim Lebaran?
Satu hal yang pasti: lonjakan penumpang tahun ini bukan sekadar angka, tapi sinyal keras bahwa Sumenep butuh sistem transportasi yang lebih kuat, terintegrasi, dan tahan banting.***
Penulis : Miftahol Hendra Efendi
Editor : Nurus Solehen
Sumber Berita : Redaksi MaduraPost