SUMENEP, MaduraPost – Sebanyak 201 kepala desa dari wilayah daratan dan kepulauan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengikuti program penguatan kelembagaan desa bertajuk Peningkatan Kelembagaan Desa, Koperasi Merah Putih, dan Ketahanan Pangan, yang berlangsung 6-9 November 2025 di Balikpapan, Penajam Paser Utara, hingga kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Diketahui, kegiatan ini mendapat arahan dari Kementerian Koperasi dan UKM, serta dukungan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, termasuk kunjungan ke sejumlah desa dan koperasi yang dinilai berhasil.
Ketua PKDI Sumenep, Abdul Hayat mengungkapkan, bahwa keberangkatan para kepala desa merupakan inisiatif penuh dari para kades sendiri untuk mendukung program pemerintah terkait ketahanan pangan dan penguatan kelembagaan koperasi.
“Ini inisiatif murni dari kepala desa untuk menyukseskan program pemerintah terkait ketahanan pangan dan koperasi merah putih,” kata Abdul Hayat saat dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya dari Sumenep, Jumat (7/11).
Atas kegiatan tersebut, pria yang akrab disapa Haji Obet itu mengaku mendapatkan beragam komentar warganet yang muncul di media sosial, ia menilai adalah hal yang wajar.
Bahkan, dirinya juga mempersilakan publik membaca berbagai pemberitaan yang telah terbit.
“Silakan baca juga berita di media, saya juga sudah mengeluarkan statemen. Cocok ya ditulis, nggak cocok ya sudah. Tidak mungkin menjelaskan satu per satu dengan jawaban yang sama,” ujarnya.
Di samping itu, Haji Obet memastikan, bahwa keberangkatan rombongan kades tidak menggunakan APBDes.
“Untuk anggaran sendiri kami tidak membebankan APBDes, kami dana pribadi (mandiri). Ini semangat kita bersama,” katanya.
Ia menyebut, setiap kepala desa mengeluarkan biaya mandiri sekitar Rp10 juta untuk transportasi, akomodasi, dan keperluan selama kegiatan.
“Intinya segala keperluan selama kegiatan berlangsung di IKN ini,” tegasnya.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh oleh Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo dan sejumlah pejabat kementerian.
Dilanjutkan dengan penandatanganan MoU Bupati Sumenep dengan Kemenkop RI terkait akselerasi Koperasi Merah Putih. Sementara materi kegiatan meliputi Merdeka Melayani, Desa Mandiri & Koperasi Merah Putih, Good Governance dan kolaborasi lintas daerah, Infrastruktur hijau & ketahanan pangan.
Lalu, kunjungan studi tiru ke Desa Tengin Baru (inovasi layanan publik), Desa Sukaraja (pengelolaan emisi karbon), Desa Sidorejo (juara lomba desa tingkat Kaltim 2025), Kunjungan ke kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kunjungan ke Pemda Penajam Paser Utara, dan terakhir Family gathering di Kota Samarinda.
Haji Obet menegaskan, bahwa seluruh kepala desa memiliki kesempatan yang sama.
“Tidak ada istilah kades daratan dan kepulauan. Yang berkenan ikut alhamdulillah, yang tidak ikut juga tidak masalah,” katanya.
Ia menjelaskan, studi tiru ini bukan kegiatan baru. Pada Juli 2024, 328 kepala desa dari 27 kecamatan juga mengikuti program studi banding ke Bandung.
Bedanya, jika tahun 2025 ini dengan biaya iuran masing-masing kades sebesar Rp10 juta, di tahun 2024 lalu menggunakan APBDes Sumenep sebesar Rp7,5 juta.
Tujuan kegiatan serupa adalah memperluas wawasan desa dan menyiapkan kebijakan pembangunan berbasis inovasi dan potensi lokal.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala DPMD Sumenep, Anwar Syahroni, belum memberi keterangan.
“WA saja,” jawabnya singkat melalui pesan WhatsApp dan belum menambahkan penjelasan lanjutan.***






