Scroll untuk baca artikel
Nasional

Diduga Lecehkan Kiai Lirboyo, H. Slamet Ariyadi Desak KPI Ambil Langkah Tegas terhadap Trans7

Avatar
18
×

Diduga Lecehkan Kiai Lirboyo, H. Slamet Ariyadi Desak KPI Ambil Langkah Tegas terhadap Trans7

Sebarkan artikel ini
Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PAN, H. Slamet Ariyadi. (MaduraPost/Saman Syah)

JAKARTA, MaduraPost – Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), H. Slamet Ariyadi, angkat bicara terkait beredarnya video tayangan program Xpose di stasiun televisi Trans7 yang dinilai menyinggung dan melecehkan martabat ulama, khususnya KH. Anwar Manshur, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

Menurut Slamet, tayangan tersebut bukan hanya tidak mendidik, tetapi juga berpotensi menimbulkan keresahan di kalangan umat Islam dan masyarakat pesantren.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Baca Juga :  Arinna Hijab Premium Pacu Kiprah di Modest Fashion Lewat Panggung SFP 2025

Ia menilai, lembaga penyiaran seharusnya berfungsi untuk memberikan edukasi dan hiburan yang sehat, bukan memancing polemik dan melukai perasaan umat.

“Saya meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menindak tegas tayangan program Xpose Trans7 yang dianggap tendensius dan melecehkan martabat ulama, khususnya terhadap kiai sepuh Pondok Pesantren Lirboyo, KH. Anwar Manshur,” tegas H. Slamet Ariyadi, Selasa (14/10/2025).

Baca Juga :  Begini Cara Walkot Eri Selesaikan Masalah untuk Warga Surabaya

Politisi muda asal Madura itu menambahkan, langkah tegas perlu diambil agar kejadian serupa tidak terulang dan dunia penyiaran tetap menjaga etika serta nilai-nilai moral bangsa.

“Tidak cukup hanya dengan teguran. Harus ada sanksi tegas dari KPI sesuai Undang-Undang Penyiaran yang berlaku,” lanjutnya.

Slamet juga mengingatkan, kebebasan media harus disertai dengan tanggung jawab sosial. Tayangan yang menyudutkan lembaga keagamaan, apalagi pesantren yang memiliki peran penting dalam pendidikan moral dan spiritual bangsa, dapat merusak kepercayaan publik terhadap media arus utama.

Baca Juga :  Roemah Bhinneka Gelar Forum Komunikasi Pernikahan Beda Agama

“Kita harus menjaga kehormatan ulama dan lembaga pesantren. Kritik boleh, tapi jangan sampai melecehkan atau mempermainkan simbol-simbol keagamaan,” pungkasnya.***