Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Sumenep Dorong Revolusi Pendidikan Melalui Kepala Sekolah, Dari Administratif ke Agen Transformasi

Avatar
15
×

Sumenep Dorong Revolusi Pendidikan Melalui Kepala Sekolah, Dari Administratif ke Agen Transformasi

Sebarkan artikel ini
KEGIATAN. Para pejabat Dinas Pendidikan Sumenep saat membuka pelatihan “Pembelajaran Mendalam” bagi kepala sekolah, Senin (28/7/2025). (Istimewa for MaduraPost)
KEGIATAN. Para pejabat Dinas Pendidikan Sumenep saat membuka pelatihan “Pembelajaran Mendalam” bagi kepala sekolah, Senin (28/7/2025). (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Langkah besar sedang dijalankan di balik meja-meja pimpinan sekolah di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep melalui Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) tengah menggerakkan perubahan paradigma dengan meluncurkan program pelatihan kepala sekolah bertajuk “Pembelajaran Mendalam”, yang resmi dibuka pada Senin, 28 Juli 2025.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Pelatihan ini tidak sekadar menjadi rutinitas tahunan, tetapi dirancang sebagai strategi jangka panjang guna menjawab tantangan pendidikan masa kini, khususnya dalam konteks kepemimpinan pembelajaran di era digital.

Menggunakan sistem blended learning dengan pendekatan IN-ON-IN selama total 205 jam, kegiatan ini menargetkan lahirnya pemimpin sekolah yang inovatif, progresif, dan mampu membawa perubahan nyata.

“Sudah waktunya kepala sekolah kita naik level. Mereka tidak bisa terus-menerus hanya mengurusi absensi atau administrasi dana BOS. Kepala sekolah harus jadi motor penggerak perubahan, punya visi dan keberanian membawa institusinya menuju kemajuan,” tegas Akhmad Fairuzi, Kepala Bidang GTK Disdik Sumenep saat membuka kegiatan tersebut, Senin (28/7).

Baca Juga :  Gara Gara Sri Fuji, Komisi IV DPRD Sampang Panggil Dinas Kesehatan

Fairuzi menekankan pentingnya pelatihan ini sebagai ruang bagi kepala sekolah untuk membentuk cara berpikir yang berkembang (growth mindset), memahami dan menghayati konsep pembelajaran mendalam, lalu mengimplementasikannya secara langsung di lingkungan sekolah masing-masing.

Tidak seperti pelatihan pada umumnya yang hanya berujung pada tumpukan sertifikat, kali ini para peserta dituntut untuk merancang dan menjalankan program inkuiri kolaboratif yang bisa dirasakan langsung dampaknya oleh siswa.

Ini menunjukkan adanya pergeseran peran dari kepala sekolah yang semula bersifat administratif menjadi pemimpin transformasional.

“Target kami bukan sekadar membuat kepala sekolah paham materi. Mereka harus pulang dengan rencana aksi yang konkret, terukur, dan berdampak,” imbuh Fairuzi.

Program pelatihan ini menyasar seluruh kepala sekolah yang terdaftar dalam sistem Dapodik, dari jenjang TK, SD, SMP, SLB hingga PNF (Pendidikan Non Formal).

Baca Juga :  Cha-Ching Curriculum Perluas Jangkauan Literasi Keuangan Anak di Sumenep

Sumber pembiayaannya berasal dari Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP), yang dikelola dengan transparansi dan sesuai standar akuntabilitas nasional.

Dasar hukum pelaksanaan pelatihan ini sangat jelas, mulai dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional hingga Peraturan Dirjen GTK Tahun 2025.

Tahapan Pelatihan:

• IN-1 (28 Juli – 1 Agustus 2025): Pengenalan awal terhadap konsep dan prinsip pembelajaran mendalam.

• ON (Agustus – Oktober 2025): Implementasi program nyata di sekolah masing-masing, didampingi fasilitator profesional.

• IN-2 (9 – 12 Oktober 2025): Presentasi capaian serta refleksi hasil perubahan di masing-masing sekolah.

Lokasi pelaksanaan pelatihan untuk kepala sekolah dipusatkan di SMP Negeri 3 Sumenep, sedangkan pelatihan guru dilaksanakan di SMPN 2, SMPN 5, dan SMAN 2 Sumenep.

Angka dan Cakupan:

• Sebanyak 119 kepala sekolah dasar dari total 262 di Sumenep mengikuti pelatihan ini.

• 187 guru turut dilibatkan dalam pelatihan paralel guna menciptakan sinergi perubahan di lingkungan sekolah.

Baca Juga :  Muncul Video Klarifikasi Atas Kematian Siswi SMP Oleh Sosok Perempuan tak Dikenal

• Total keterlibatan mencapai lebih dari 300 insan pendidikan.

Para pemateri berasal dari berbagai kalangan profesional dan ahli, termasuk widyaiswara nasional, dosen perguruan tinggi, pengawas pendidikan bersertifikat ToT, hingga pejabat teknis Dinas Pendidikan.

“Materi kami susun bukan hanya berdasarkan teori, tapi langsung ke praktik lapangan. Kami siapkan struktur yang utuh: dari materi umum, inti, sampai penguatnya,” jelas Fairuzi.

Melalui pelatihan ini, Kabupaten Sumenep tidak hanya menata ulang sistem pendidikan, tapi juga menyiapkan fondasi kuat untuk menghadirkan ekosistem belajar yang aktif dan inspiratif.

Kepala sekolah diproyeksikan menjadi pemimpin pembelajaran yang mampu melahirkan generasi kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.

“Ini bukan akhir dari upaya kami, tapi baru permulaan. Sumenep ingin membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari kantor kepala sekolah,” pungkas Fairuzi.***