Scroll untuk baca artikel
Headline

Kantor NasDem Madura Raya Berdiri, Kepemimpinan Akis Jasuli Digugat Kader Sendiri

Avatar
8
×

Kantor NasDem Madura Raya Berdiri, Kepemimpinan Akis Jasuli Digugat Kader Sendiri

Sebarkan artikel ini
DIRESMIKAN. Para kader senior dan loyalis NasDem Sumenep saat meresmikan kantor NasDem Korda Madura Raya di Jalan Raya Jokotole, Batuan. (M.Hendra.E/MaduraPost)
DIRESMIKAN. Para kader senior dan loyalis NasDem Sumenep saat meresmikan kantor NasDem Korda Madura Raya di Jalan Raya Jokotole, Batuan. (M.Hendra.E/MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Rasa kecewa mendalam mendorong sejumlah kader Partai NasDem di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, untuk mengambil langkah kuat.

Mereka sepakat membentuk struktur baru yang mereka sebut sebagai NasDem Korda Madura Raya, sebuah bentuk perlawanan terhadap Ketua DPD Partai NasDem Sumenep yang baru, Akis Jasuli.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Akis Jasuli diketahui ditunjuk langsung oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) untuk memimpin DPD NasDem Sumenep.

Namun, kehadirannya justru menyulut keresahan di kalangan internal partai. Banyak kader merasa tidak dilibatkan, bahkan ditinggalkan dalam proses penataan struktur baru.

Sebagai bentuk protes dan konsolidasi kekuatan, para kader membangun markas baru yang berlokasi di Jalan Raya Jokotole, Lingkar Barat, Desa Babalan, Kecamatan Batuan, Sumenep.

Gedung tersebut secara resmi dinamai NasDem Korda Madura Raya, dan telah diresmikan dengan khidmat oleh sejumlah tokoh senior dan loyalis NasDem di daerah tersebut.

Baca Juga :  Kasak Kusuk Rapat Kerja Pemkab Sumenep di Kota Batu Malang, Kenapa Harus di Luar Kota ?

Dalam peresmian itu hadir tokoh-tokoh penting seperti pendiri NasDem Sumenep KH. A Sufyan Absi, mantan Ketua Moh. Hosni, eks Bendahara Ainur Rahman, serta para pengurus dan kader aktif lainnya.

Salah satu tokoh yang vokal, Misnadin, eks Ketua DPC NasDem Kalianget, menyatakan bahwa pembentukan Korda ini adalah bentuk penolakan terhadap sistem yang tidak adil.

“Kami tidak akan diam melihat hasil perjuangan kami dikubur begitu saja hanya karena disingkirkan oleh Akis Jasuli yang tidak menunjukkan loyalitas pada partai,” tegas Misnadin, Jumat (11/7).

Hal senada juga disuarakan oleh Ketua Garda NasDem Sumenep, Ramdan Yanuaris Salam, yang menyatakan penolakannya terhadap kepemimpinan baru.

“Saya tegas menolak masuk dalam struktur bentukan Akis. Bukan solusi, justru sumber konflik,” kata Yanuar dengan nada keras.

Baca Juga :  Inilah 8 Tuntutan Mahasiswa UNIBA Madura Saat Demo ke DPRD Sumenep

Sementara itu, KH. A Sufyan Absi secara terbuka menyampaikan pandangannya soal sosok pemimpin yang dianggap lebih layak.

“Daripada Akis Jasuli, lebih pantas Hosaini Adzim. Beliau punya militansi dan rekam jejak yang solid,” ungkap KH. Sufyan.

Hosaini Adzim sendiri merupakan eks Sekretaris DPD NasDem Sumenep dan kini menjadi Penanggung Jawab Korda Madura Raya.

Ia menyebut pendirian Korda bukanlah tindakan pembangkangan, melainkan bentuk koreksi terhadap arah kepemimpinan yang dianggap menyimpang.

“Banyak kader yang telah lama berjuang justru disingkirkan. Korda ini kami dirikan sebagai wadah perjuangan dan penguatan semangat kolektif untuk membesarkan NasDem,” ucap Hosaini.

Ia menegaskan bahwa langkah ini bukan berarti memecah partai.

“Kami tidak meninggalkan NasDem. Justru kami berusaha menyelamatkannya dari kehancuran akibat kepemimpinan yang tidak mengakomodir aspirasi,” katanya.

Baca Juga :  Seorang Pemuda Diduga Tewas Tenggelam, Hingga Kini Jenazah Masih Proses Pencarian

Hosaini juga menekankan bahwa mereka tetap setia terhadap struktur partai di level pusat dan provinsi, termasuk kepada H. Slamet Junaedi atau Aba Idi selaku Koordinator Wilayah NasDem Jatim.

“Kami tetap patuh kepada Aba Idi. Bahkan beliau merestui gerakan kami ini,” pungkas Hosaini.

Dengan berdirinya NasDem Korda Madura Raya, para kader menyatakan siap berjuang dan berkontribusi untuk kemajuan partai meski tanpa sokongan dari kepengurusan DPD yang resmi.

Mereka menyebut langkah ini sebagai bentuk perlawanan terhadap sistem internal yang dianggap tidak sehat dan tidak menghormati loyalitas kader.

Ironisnya, sejak kisruh internal ini mencuat, Akis Jasuli justru memilih bungkam. Tidak ada pernyataan resmi maupun respons terhadap situasi yang terjadi.

Hingga berita ini diturunkan, upaya konfirmasi kepada Akis Jasuli belum juga membuahkan hasil.***