SUMENEP, MaduraPost – Curah hujan tinggi yang mengguyur Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, selama tiga hari berturut-turut kembali menimbulkan banjir yang mengancam keselamatan warga, terutama yang bermukim di tepi aliran sungai.
Kepala Desa Kebonagung, Kecamatan Kota, Sumenep, Bustanul Affa, menyampaikan keprihatinannya terhadap persoalan tahunan ini yang terus berulang tanpa ada penanganan serius dari instansi terkait.
Pria yang akrab disapa Tano ini mengatakan, bahwa pihaknya tidak tinggal diam. Sejak awal hujan turun, pemerintah desa langsung mengingatkan warga untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya terhadap resiko banjir dan tanah longsor.
Imbauan tersebut disampaikan melalui grup WhatsApp RT/RW sebagai sarana komunikasi cepat antarwarga dan pemerintah desa.
“Kami langsung kirimkan peringatan di grup WA RT/RW ketika hujan mulai turun. Tujuannya agar masyarakat bisa siaga. Tapi kenyataannya, masalah ini terus berulang dari tahun ke tahun tanpa solusi yang jelas,” ujar Tano pada wartawan, Selasa (13/5) sore.
Ia menambahkan, bahwa berbagai laporan telah disampaikan kepada dinas terkait, termasuk melalui grup Siaga Bencana yang selama ini menjadi kanal pelaporan cepat.
Namun sayangnya, respons yang diterima belum menyentuh akar persoalan. Tano mengungkapkan, bahwa longsor sempat terjadi di beberapa titik seperti RT 02, RT 03, RT 10, dan RT 11.
Meski demikian, bantuan yang diterima hanya berupa terpal tanpa adanya tindak lanjut untuk mencegah bencana serupa terjadi lagi.
“Setiap tahun kondisinya semakin buruk. Memang ada petugas dari dinas yang datang, tapi saya melihatnya hanya formalitas saja. Tidak ada langkah nyata untuk mengamankan rumah-rumah warga yang jaraknya hanya enam meter dari sungai agar tidak terus dalam bahaya,” keluhnya.
Tano juga mengkritik minimnya keaktifan petugas lapangan dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) dalam melakukan langkah-langkah antisipatif.
“Dulu waktu masih ada Pak Samsul, begitu ada tumpukan sampah di aliran air, beliau langsung turun. Sekarang malah seperti bergaya atasan, padahal tugasnya di lapangan. Petugas UPT seharusnya segera bergerak kalau ada potensi penyumbatan,” katanya dengan nada tegas.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, Ach. Laili Maulidy mengungkapkan, bahwa hingga malam hari pihaknya masih berada di lapangan untuk melakukan pendataan dan evaluasi dampak banjir.
“Tim kami masih melanjutkan proses assessment di sejumlah titik terdampak,” ujar Laili kepada awak media pada pukul 20.39 WIB, Selasa (13/5) malam.
Untuk diketahui, hujan deras yang mengguyur Sumenep tak hanya memicu genangan di wilayah Kecamatan Kota, air bah juga meluas hingga ke beberapa kecamatan lainnya.
Di antaranya terjadi di Desa Babbalan, Kecamatan Batuan, serta di Desa Prenduan, Kecamatan Pragaan.***






