Scroll untuk baca artikel
Berita

Sumenep Hidupkan Kembali Tradisi Lewat Festival Ketupat 2025

Avatar
13
×

Sumenep Hidupkan Kembali Tradisi Lewat Festival Ketupat 2025

Sebarkan artikel ini
ACARA. Potret Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo bersama istri, Nia Kurnia Fauzi, saat selesai membuat topak orong di Festival Ketupat 2025 yang berlokasi di Pantai Slopeng, Kecamatan Dasuk. (Istimewa for MaduraPost)
ACARA. Potret Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo bersama istri, Nia Kurnia Fauzi, saat selesai membuat topak orong di Festival Ketupat 2025 yang berlokasi di Pantai Slopeng, Kecamatan Dasuk. (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap pelestarian budaya lokal lewat penyelenggaraan Festival Ketupat 2025.

Kegiatan ini menjadi bagian dari usaha serius pemerintah daerah untuk menjaga tradisi warisan leluhur agar tetap relevan di tengah perkembangan zaman.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menekankan bahwa perayaan ini lebih dari sekadar ritual tahunan yang identik dengan makanan ketupat. Ia menyebutnya sebagai bentuk nyata penguatan nilai-nilai sosial dan budaya.

“Yang kita rayakan bukan hanya makanan, tapi momen kebersamaan. Ini tentang bagaimana masyarakat bisa duduk bersama, mempererat ikatan kekeluargaan dan hubungan sosial,” ujar Bupati Fauzi saat memberikan sambutan pembukaan di Pantai Slopeng, Senin (7/4).

Baca Juga :  MKKS Swasta Sumenep Gelar Ajang Kreativitas Siswa, UNIBA Madura Tawarkan Kuliah Gratis Hingga Lulus

Pemerintah Kabupaten juga melihat potensi tradisi ini sebagai sarana promosi wisata daerah. Oleh karena itu, pelaksanaan Tellasan Topak sebutan lokal untuk tradisi makan ketupat bersama dipusatkan di berbagai lokasi wisata unggulan di Sumenep.

“Kita ingin tradisi ini tidak hanya dikenang, tapi terus dipraktikkan dan diperkenalkan di tempat-tempat yang menjadi ikon wisata daerah. Dengan begitu, nilai budaya tetap hidup dan sektor pariwisata ikut bergerak,” jelasnya.

Baca Juga :  Kepala Diskop UMKM Sumenep Dampingi Gubernur Khofifah saat Borong Srikaya

Acara inti festival menampilkan Topak Lober, sebuah prosesi unik berupa iring-iringan ketupat dalam bentuk gunungan yang diiringi doa-doa dari para tokoh agama. Dalam prosesi ini, Bupati Fauzi dan istrinya, Nia Kurnia Fauzi, memimpin penarikan simbol janur kuning, ikon penting dalam perayaan tersebut.

Antusiasme pengunjung memuncak saat sesi berebut ketupat dimulai. Tawa dan keceriaan mengisi suasana, menciptakan nuansa kebersamaan yang hangat dan penuh makna.

Festival ini juga dimanfaatkan untuk kegiatan sosial dan pemberdayaan ekonomi. Pemkab memberikan bantuan kepada anak-anak yatim dan menyediakan ruang bagi pelaku usaha mikro untuk memamerkan produk khas Sumenep.

Baca Juga :  Setelah Viral, Bupati Jember Kembalikan Honor Pemakaman Covid-19

“Yang paling penting bukan hanya menjaga tradisinya, tapi juga menjadikannya sarana edukatif dan pendorong ekonomi rakyat,” tutur Bupati Fauzi menutup pernyataannya.

Festival Ketupat tahun ini dilangsungkan di kawasan wisata Pantai Slopeng, Kecamatan Dasuk. Sekitar 1.500 undangan hadir dalam acara ini, terdiri dari pejabat Forkopimda, anggota DPRD, kepala dinas, camat, kepala desa, serta berbagai komunitas masyarakat.***