Scroll untuk baca artikel
Berita

Kebakaran di Pulau Pagerungan Besar Sumenep, Warga Keluhkan Minimnya Fasilitas Damkar

Avatar
7
×

Kebakaran di Pulau Pagerungan Besar Sumenep, Warga Keluhkan Minimnya Fasilitas Damkar

Sebarkan artikel ini
TANGKAPAN LAYAR. Potret video amatir yang memperlihatkan rumah milik Aminah, seorang nenek berusia 60 tahun dilahap si jago merah. (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Rumah warga di Dusun 3, Desa Pagerungan Besar, Kecamatan Kepulauan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, terbakar akibat disambar petir.

Kejadian tersebut berlangsung pada Sabtu, 30 November 2024, sekitar pukul 18.45 WIB. Rumah yang terbakar adalah milik Aminah, seorang nenek berusia 60 tahun. Api dengan cepat menghanguskan seluruh bangunan miliknya.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Meskipun kebakaran tersebut berlangsung cukup lama, warga setempat berusaha memadamkan api dengan alat seadanya.

Namun, usaha mereka tidak membuahkan hasil yang memadai karena di Kepulauan Sapeken tidak tersedia petugas atau sarana pemadam kebakaran.

Didit Jaswadi, cucu dari korban, memberikan penjelasan bahwa dugaan sementara penyebab kebakaran adalah petir yang menyambar antena penguat sinyal telepon genggam yang dipasang di rumah tersebut.

Baca Juga :  Disdik Sumenep Akui Banyak Guru yang Enggan Jadi Kepala Sekolah Karena Ini

“Kerugian akibat kebakaran ini ditaksir sekitar Rp 40 juta. Beberapa barang yang musnah antara lain 13 unit kusen aluminium yang biasa diperdagangkan, 3 lemari, kasur dan springbed, serta sebuah televisi lengkap dengan perangkatnya,” ujar Didit pada Minggu (1/12/2024) malam.

Kepada media, ia menggambarkan betapa cepatnya api melahap rumah neneknya itu.

“Kami sudah berusaha memadamkan api dengan peralatan yang sangat terbatas, tetapi api begitu besar. Seharusnya ada petugas pemadam kebakaran di sini, apalagi kawasan seperti Sapeken yang rentan bencana,” jelas Didit.

Baca Juga :  Hairil Fajar Resmi Jadi Dirut BPRS Bhakti Sumekar, Begini Langkahnya ke Depan

Insiden ini semakin menyoroti minimnya fasilitas pemadam kebakaran di wilayah tersebut, yang hingga kini tidak memiliki pos pemadam resmi. Warga merasa sangat khawatir jika peristiwa serupa kembali terulang.

Peristiwa kebakaran ini bukan kali pertama terjadi. Beberapa tahun lalu, warga juga mengalami kesulitan saat menghadapi kebakaran kecil yang sulit dipadamkan karena terbatasnya fasilitas dan tenaga pemadam kebakaran.

“Kami pernah mengalami kebakaran di malam hari dan harus menunggu tim pemadam dari Sumenep. Sementara itu, api terus membakar rumah kami. Kami sangat membutuhkan pos pemadam kebakaran di sini,” ungkap Maman, salah satu warga yang juga turut berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya, seperti ember.

Baca Juga :  Pentingnya Pendidikan Parenting, Begini Kata PC Muslimat NU Sumenep

Warga setempat kini sangat berharap agar pemerintah daerah segera menanggapi kebutuhan mendesak ini.

Kehadiran pos pemadam kebakaran dinilai penting, tidak hanya untuk mengatasi kebakaran akibat sambaran petir seperti yang baru saja terjadi, tetapi juga untuk meningkatkan keselamatan dan mengurangi kerugian yang disebabkan oleh kebakaran yang semakin sering terjadi.

“Ini bukan hanya masalah rumah saya, tetapi juga menyangkut keselamatan semua warga di sini. Kami berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini,” tegas Didit.***