PAMEKASAN, MaduraPost – Di wilayah utara Kabupaten Pamekasan, terdapat desa yang menyimpan kisah dan misteri yang belum terurai sepenuhnya—Desa Dempo.
Terbagi menjadi dua, Dempo Barat dan Dempo Timur, desa ini menjadi pusat narasi yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini.
Dikatakan bahwa kedua desa ini, yang kini dianggap satu, dulunya adalah Dempo Awang, sebuah wilayah dengan latar sejarah dan mitologi yang kaya.
Dempo Awang tidak hanya sebuah nama yang menggema di antara barisan rumah dan sawah yang menghijau.
Konon, wilayah ini merupakan persinggahan Raja Bali yang terkenal, Dempo Awang, seorang tokoh yang narasinya berada di antara heroisme dan kejahatan.
Dalam beberapa tutur, Dempo Awang digambarkan sebagai tokoh yang ingin merebut Sumenep, menciptakan konflik dengan Raja Sumenep Joko Tole.
Cerita rakyat mengisahkan pertempuran epik, dimana Joko Tole mengendarai kuda terbang dan Dempo Awang dengan kapalnya, menggambarkan pertarungan antara dua kekuatan besar.
Menariknya, di pinggiran Desa Dempo terdapat Gunung Kapal di Desa Lebeng Barat, Pasongsongan.
Gunung ini bukan hanya formasi alam biasa, melainkan diyakini sebagai saksi bisu pertempuran antara Dempo Awang dan Joko Tole.
Keberadaannya menjadi semacam monumen alam yang mengingatkan pada kejadian masa lalu, membawa lapisan sejarah yang tebal dan penuh makna.
Selain itu, ada gua di Desa Dempo Timur yang memiliki pintu masuk unik berbentuk lengkungan Pecut.
Warga setempat percaya bahwa ini adalah pecut yang digunakan oleh Joko Tole dalam perang melawan Dempo Awang.
Gua ini tidak hanya menjadi objek wisata sejarah tetapi juga simbol perlawanan, keberanian, dan kemenangan.
Desa Dempo, dengan segala mitos dan sejarahnya, menjadi cerminan dari kekayaan budaya dan sejarah Madura.
Kisah-kisah ini tidak hanya menarik dari segi naratif tetapi juga memberikan wawasan tentang cara orang Madura memandang dunia, konflik, dan resolusinya.
Mereka membentuk jembatan antara generasi, menghubungkan masa lalu dengan harapan dan pelajaran untuk masa depan.
Lebih dari itu, keberadaan Desa Dempo dan segala cerita yang melekat padanya menjadi pengingat akan pentingnya melestarikan cerita rakyat dan sejarah lokal.
Mereka bukan hanya kisah untuk menghibur tetapi juga sebagai medium pembelajaran dan introspeksi bagi masyarakat modern.
Dengan demikian, Desa Dempo dan kisah-kisah yang terkandung di dalamnya bukan hanya warisan budaya tetapi juga sebuah sumber inspirasi.
Dalam setiap ceruk ceritanya, tersembunyi pelajaran tentang keberanian, persatuan, dan pentingnya menghargai sejarah serta budaya yang telah membentuk identitas sebuah bangsa.***






