PAMEKASAN, MaduraPost – Dinamika politik menjelang Pilkada serentak 2024 di Kabupaten Pamekasan, Madura, semakin memanas dengan munculnya sejumlah nama dari Pantai Utara (Pantura) yang berpotensi besar menduduki jabatan Wakil Bupati.
Pantura, yang mencakup kecamatan Pasean, Waru, dan Batumarmar, telah menjadi kawasan strategis dalam peta politik lokal, mengingat pengaruhnya yang signifikan dalam pemilihan sebelumnya.
MaduraPost telah merangkum tujuh tokoh Pantura dengan latar belakang beragam, mulai dari pejabat pemerintahan, legislatif, hingga pengusaha dan aktivis desa, yang masing-masing memiliki peluang untuk mengubah peta persaingan politik di Pamekasan.
Mari kita ulas lebih dalam potensi dan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing kandidat.
1. Afandi
Dari Kepala Kemenag ke Kancah Politik: Afandi, dengan pengalamannya sebagai Kepala Kemenag di dua kabupaten berbeda, membawa rekam jejak administratif dan kepemimpinan yang kuat.
Namun, tantangan terbesarnya adalah menjaga koneksi dan relevansinya dengan masyarakat Pamekasan meskipun berkarir di luar kota.
2. Abd Rasyid Fansori
Momentum Legislator ke Eksekutif: Rasyid memiliki basis suara yang solid di legislatif, terbukti dari kemenangannya sebagai caleg dengan suara tertinggi.
Transisi dari legislatif ke eksekutif bukan tanpa tantangan, terutama dalam memperluas pengaruhnya ke luar basis tradisionalnya.
3. Halili
Pengusaha dan Koneksi Politik Keluarga: Halili mungkin kurang dikenal secara luas, tetapi hubungannya dengan tokoh politik setempat dan dukungan dari kalangan pengusaha dapat menjadi modal penting.
Keterkaitannya dengan Haji Her dapat menjadi dua sisi mata uang: mendatangkan dukungan sekaligus ekspektasi tinggi.
Mantan Kepala Desa Tampojung Tengah, Kecamatan Waru sekaligus Mantan Ikasa Waru ini mulai banyak dorongan untuk bisa maju sebagai kandidat Pilkada.
4. Heriyanto
Politisi Muda dengan Visi Perubahan: Sebagai politisi muda dari Partai Demokrat, Heriyanto menawarkan energi baru dan perspektif segar.
Namun, tantangannya adalah mempertahankan momentum dan menunjukkan kapabilitas kepemimpinan yang dapat mengakomodasi kepentingan beragam elemen masyarakat.
5. Abdussalam Ramli
Prestasi Desa sebagai Lompatan ke Wabup: Kepemimpinan Abdus di tingkat desa telah mendapatkan pengakuan luas.
Langkahnya ke panggung politik lebih luas menuntut adaptasi strategi dan perluasan jaringan di luar lingkungan desa.
6. Syafiuddin
Kegagalan Sebagai Pelajaran Menuju Sukses Gagalnya: Syafiuddin dalam pemilihan legislatif di tingkat provinsi bisa jadi pelajaran berharga.
Kekalahan bisa mempertajam strateginya dan memperkuat tekadnya dalam meraih dukungan lebih luas.
7. Qomaruddin
Birokrasi Desa Sebagai Fondasi: Meskipun kurang dikenal, pengalaman Qomaruddin sebagai Mantan Kepala Desa Sana Daja, Kecamatan Pasean, dalam birokrasi desa memberikannya pemahaman mendalam tentang tata kelola pemerintahan dan kebutuhan masyarakat.
Dari itu, tidak sedikit suara di akar rumput yang menginginkan dan mendorong Qomaruddin untuk maju sebagai bursa Cabup atau Cawabup pada momen Pilkada 2024.
Setiap kandidat membawa kekuatan dan tantangan unik dalam persaingan menuju kursi Wakil Bupati Pamekasan.
Bagaimana mereka mengartikulasikan visi, membangun koalisi, dan menarik hati pemilih akan menentukan siapa yang akhirnya mampu menavigasi dinamika politik lokal dan meraih posisi tersebut.
Seiring waktu berjalan, strategi kampanye dan aliansi politik yang terbentuk akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai peluang masing-masing kandidat.***






