SUMENEP, MaduraPost – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, meminta maaf atas video viral tenaga ad hoc pemilu nyawer biduan di acara Rapat Koordinasi (Rakor). Jumat, 22 Desember 2023.
Komisioner KPU Sumenep, Rafiqi Tanzil mengatakan, bahwa video viral tenaga ad hoc pemilu itu yakni sejumlah Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).
Belakangan, video nyawer biduan tersebut viral di media sosial utamanya grup WhatsApp.
Aksi PPK itu diketahui terjadi saat kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) atau diklat terpadu Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang digelar KPU di salah satu hotel di Sumenep.
“Benar di acara (diklat KPU, red), tapi itu pasca penutupan acara di malam hari, sekitar pukul 22.00 WIB, dan oleh pihak hotel hanya diberi waktu hingga 22.30 WIB untuk hiburan,” Rafiqi Tanzil dalam keterangannya belum lama ini, Jumat (22/12).
Menurut Rafiqi, acara dangdutan itu adalah kegiatan penutup sebagai hiburan di tengah kesibukan.
“Kita di tengah tahapan yang menumpuk saat ini, teman-teman butuh hiburan, nyanyi, karaoke, dan mendatangkan electone dan semuanya,” kata Rafiqi.
Sebab itu, pihaknya atas nama kelembagaan meminta maaf akibat aksi PPK yang saat ini sudah viral di media sosial saat sedang asyik nyawer biduan, agar tidak menimbulkan kegaduhan.
Rafiqi menjelaskan, aksi nyawer biduan yang dilakukan oleh sejumlah PPK itu terjadi secara spontan.
“Ketika menjadi viral dan membuat gaduh, saya secara kelembagaan hanya bisa minta maaf, ketika ini dianggap sesuatu yang tidak wajar yang dilakukan oleh penyelenggara. Tapi itu murni untuk hiburan,” kata Rafiqi menjelaskan.
Pasca video viral aksi PPK nyawer biduan, pihaknya memastikan jika sudah menegur sejumlah tenaga ad hoc pemilu tersebut.
Rafiqi juga memastikan, bahwa tidak akan ada lagi hiburan di setiap kegiatan yang digelar KPU Sumenep ke depan.
“Saya pastikan ke depan, setelah ini tidak akan pernah ada hiburan lagi ketika ada rapat kordinasi atau rapat-rapat apapun,” tegas Rafiqi.
Menurutnya, dari kejadian tersebut sudah menjadi pembelajaran bagi KPU Sumenep agar tidak menimbulkan persepsi buruk di kalangan masyarakat.
“Saya minta maaf, terutama di lembaga KPU yang seharusnya butuh hiburan hanya dinikmati oleh kita, tidak sampai keluar, takut tafsirnya berbeda,” kata Rafiqi memungkasi.***






