SUMENEP, Madurapost.id – Selama masa pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia, beberapa Kota/Kabupaten mengalami sektor ekonomi yang terbilang sangat pesat terdampak. Apa lagi pendapatan asli daerah (PAD) yang turun secara drastis.
Namun, dalam menyongsong kenormalan baru (New Normal) ini tentu butuh pemulihan sektor ekonomi baru. Salah satunya dengan tetap taat dalam membayar pajak daerah, agar tambahan PAD bisa segera terpulihkan.
Di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur contohnya, Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) setempat, kini mulai memulihkan PAD yang sempat 6 bulan lumpuh total.
“Tempat hiburan yang masih ditutup, objek wisata, resto, gerakannya masih melambat. Tapi yang lain sudah menunjukkan hal yang positif, contohnya hotel.” ungkap Kepala BPPKAD Sumenep, Rudi Yuyianto melalui Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan dan Penagihan, Suhermanto saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Jumat (11/9).
Dia meyakini, meski masih sedikit tersendat dalam upaya memulihkan PAD, setiap minggunya tentu mengalami fase yang berbeda.
“Tiap minggunya sudah ada, fasenya saat ini masih seperti itu. Belum sepenuhnya kembali ke normal. Selama masuk New Normal PAD belum signifikan, bahkan ada beberapa pajak yang masih belum optimal. Kami masih lihat dulu realisasi bagaimana. Karena setiap icon itu beda-beda,” terangnya.
Meski begitu, pihaknya mengklaim bahwa perubahan signifikan yang membantu PAD saat ini adalah Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
“Memang luar biasa peningkatannya, melampaui ekspektasi kita. Karena memang transaksi jual beli rumah, peralihan waris, hibah, itu mungkin seolah-olah tidak terdampak oleh proses-proses pandemi yang yang terjadi,” jelasnya.
Melihat pertumbuhan PAD Sumenep melalui sektor yang lain, pihaknya menjelaskan jika butuh penyesuaian. Sebab, meski saat ini Sumenep minim event, papan reklame pun menjadi dampak.
“Walaupun kita tidak hanya mengandalkan yang event, ada reklame yang sifatnya tetap seperti perkantoran swasta, perbankan, hotel, restoran, yang memang ada reklamenya dan menjadi penawaran kita. Tapi khusus yang sifatnya eksidentil dan event-event, praktis sudah sangat minim,” tukasnya. (Mp/al/rus)






