PAMEKASAN, MaduraPost – Ustadz Tugas dan Dai Angkatan tahun 2007 (UT-D 07) Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyeppen Potoan Laok Palengaan Pamekasan melaksanakan Reuni 5 pada hari Kamis, (06/04/2023).
Acara yang diikuti oleh puluhan Ustadz Tugas dan Dai dari beberapa kabubaten se-Jawa Timur itu berlangsung khidmat di Pesarehan Masyayikh Pondok Pesantren Miftahul Panyeppen. Acara diawali dengan shalat asar berjamaah, khotmil quran, tahlil dan tausyiah serta doa bersama.
Kali ini reuni 5 UT-D 07 terasa sempurna karena bisa menghadirkan Ustadz Khotibul Mahbub, salah satu astidz senior di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyeppen yang dulunya menjabat sebagai wali kelas 2 aliyah UT-D 07.
Mahmudi mewakili koordinator reuni 5 merasa bersyukur karena dirinya bisa bersilaturrahmi kembali bersama teman-teman asatidz seangkatannya, baginya reuni 5 kali ini sangatlah special karena bisa mengundang dan menghadirkan Ustad Khotibul Mahbub.
“Ahmdulillah reuni kali ini saya masih diberi nikmat oleh Allah bisa hadir bersilaturrahim bersama teman-teman ustadz dan dai seangkatan, shalat berjamaah bersama, khotmil quran bersama serta berbuka puasa bersama sambil mengenang masa lalu saat makan bersama teman-teman waktu di pondok tercinta,” kata Mahmudi kepada media ini.
Ditempat yang sama, Ustad Khotibul Mahbub menyampaikan tausiyah sekaligus siraman rohani dihadapan puluhan ustadz tugas dan dai angkatan 2007 sambil berpesan agar acara tahunan ini tetap dijaga dan dipertahankan sebagai wasilah terjalinnya komunikasi antar ustadz seangkatan.
“Kami mengimbau agar semua anggota UT-D 07 tetap istiqamah menjaga rutinitas tahunan ini agar silaturrahim para asatidz dari beberapa daerah dan kabupaten sejawa timur tetap terjalin,” harapnya.
Ustad Khotib juga menyampaikan beberapa keutamaan bulan ramdhan yang membedakan dari bulan-bulan lainnya. Menurutnya amalan baik di bulan ramadhan bisa dilipatgandakan pahalanya. Salah satunya adalah menghatam Al Qur’an.
“Dalam bulan Ramadhan menghatamkan satu kali sama halnya dengan hatam seribu kali,” ujarnya.
Ustad Khotib juga mengajak santri dan alumni untuk merubah paradigma atau pola pikir yang kurang baik selama ini. Salah satu contoh yang harus dirubah adalah banyak dari kita yang masih sedih ketika mau masuk bulan ramadhan, tapi senang ketika ramadhan sudah mau tuntas.
“Kalau udah Ramadhan (puasa) banyak orang yang menghitung lebaran. Padahal seharusnya kita bersedih karena mau berpisah dengan bulan ramadhan,” ucapnya.
Menurutnya keutamaan Ramadhan tidak pernah dimiliki oleh umat nabi lain selain umat Nabi Muhammad SAW. Bahkan beliau berharap momentum bulan ramadhan bisa dimanfaatkan dengan meningkatkan amalan baik.
“Dalam salah satu kitab disebutkan, barang siapa yang baik amalan atau pekerjaannya maka bisa dipastikan seluruh bulan berikutnya akan ikut baik, tapi kalau selama bulan ramadhan pekerjaannya jelek maka bulan-bulan yang lain akan ikut jelek semuanya,” tutup Ustad Khotib.






