BANGKALAN, MaduraPost – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) resmi menambah dua guru besar baru dalam upacara pengukuhan yang berlangsung di Gedung RP Moh. Noer, Kompleks Kampus UTM, Selasa (25/11/2025). Momen ini menjadi langkah penting bagi kampus dalam memperkuat riset, inovasi, serta transformasi akademik yang selama ini terus didorong.
Dua akademisi yang dikukuhkan sebagai profesor ialah Prof. Dr. Kukuh Winarno, S.Si., M.T. di bidang Statistik dan Manajemen Data, serta Prof. Dr. Sutikno, SE., ME. di bidang Ekonomi Terapan. Keduanya dianggap sukses memberi kontribusi signifikan melalui riset, publikasi ilmiah, serta berbagai program pengabdian kepada masyarakat.
Acara pengukuhan berlangsung khidmat dengan kehadiran civitas akademika, jajaran pimpinan fakultas, hingga perwakilan mahasiswa sebagai bentuk penghormatan atas capaian tertinggi dalam karier akademik tersebut.
Dalam pidato ilmiahnya, Prof. Kukuh menegaskan pentingnya membangun budaya akademik yang berbasis data secara benar dan bebas dari bias kepentingan. Ia menolak praktik pengelolaan data yang hanya mengambil potongan informasi secara tidak utuh.
“Data itu harus benar-benar bersih. Jangan sekadar potongan, apalagi sarat kepentingan. Dengan jargon speak with data, kita ingin menumbuhkan tradisi akademik yang jujur dan berangkat dari fakta,” ujarnya.
Ia juga mendorong mahasiswa untuk memahami karakter data secara mendalam, terutama di era big data yang menuntut ketepatan analisis agar tidak salah dalam mengambil keputusan.
Sementara itu, Prof. Sutikno memaparkan tiga model pengembangan ekonomi, salah satunya IIRD (Island and Rural Development) yang dinilainya sangat relevan bagi Madura sebagai wilayah kepulauan.
“Potensi ekonomi Madura, terutama di wilayah kepulauan dan pedesaan, masih belum terkelola secara maksimal. Dengan model ini, pengembangan ekonomi desa bisa lebih terarah sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat,” jelasnya.
Rektor UTM, Prof. Dr. Safi’, S.H., M.H., menyampaikan bahwa pengukuhan dua profesor baru ini merupakan kebanggaan sekaligus modal besar bagi kampus untuk mempercepat transformasi riset dan akademik.
“Harapannya, dosen tidak lagi terbebani administrasi. Energi mereka harus diarahkan pada tri dharma perguruan tinggi. Roadmap riset UTM juga fokus mengoptimalkan potensi Madura,” tegasnya.***






