Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Sentuhan Kemanusiaan Warnai Layanan Poli Fisioterapi RSUDMA Sumenep

Avatar
4
×

Sentuhan Kemanusiaan Warnai Layanan Poli Fisioterapi RSUDMA Sumenep

Sebarkan artikel ini
MELAYANI. Potret poli terpadu RSUDMA Sumenep yang siap melayani pasien setiap hari. (Istimewa for MaduraPost)
MELAYANI. Potret poli terpadu RSUDMA Sumenep yang siap melayani pasien setiap hari. (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Moh. Anwar (RSUDMA) Sumenep, Madura, Jawa Timur, bukan semata urusan tindakan medis, namun juga tentang bagaimana empati dan perhatian mampu mempercepat proses penyembuhan.

Hal ini terlihat jelas dari aktivitas harian di Poli Fisioterapi rumah sakit tersebut, di mana tenaga kesehatan (nakes) memberikan lebih dari sekadar terapi fisik, mereka juga membangkitkan semangat hidup pasien.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Poli ini setiap hari menangani berbagai jenis keluhan, mulai dari gangguan saraf kejepit, stroke, masalah otot, hingga sendi yang bermasalah.

Namun yang membedakan, para nakes di sini tidak hanya cakap dalam prosedur terapi, tetapi juga dikenal karena pendekatan mereka yang ramah, penuh kesabaran, dan selalu membangun komunikasi yang hangat dengan pasien. Sapaan dan senyuman menjadi bagian dari atmosfer penyembuhan yang mereka bangun.

Baca Juga :  Berbaur Ala Bupati Sampang, Kunjungi Kaum Dhuafa di Desa Bira Tengah Sampang

“Saat pertama kali datang, saya tidak hanya merasa sakit secara fisik, tapi juga mental. Tapi para terapis menyambut saya dengan senyum dan semangat yang luar biasa. Itu memberi saya kekuatan,” kata Rahman, warga Kecamatan Bluto yang tengah menjalani terapi, Selasa (5/8).

Hal serupa dirasakan oleh Tris, pasien warga Kecamatan Pragaan yang mengalami saraf terjepit. Ia mengaku merasakan banyak perubahan positif setelah menjalani beberapa kali sesi terapi.

“Pelayanannya sangat profesional, tapi tetap hangat. Saya merasa sangat terbantu,” ujarnya.

Yang menjadi kekuatan utama dari layanan di poli ini adalah pendekatan personal terhadap setiap pasien, komunikasi yang terbuka, serta dukungan alat medis yang lengkap.

Baca Juga :  Usai Disidak Bupati, Puskesmas Kedungdung Dievaluasi Tim Dinkes Sampang

Seorang fisioterapis menjelaskan bahwa tugas mereka bukan hanya menyembuhkan bagian tubuh yang sakit, tetapi juga mengembalikan harapan yang sempat redup.

“Kami selalu berusaha membuat pasien merasa tidak sendirian. Mendengarkan keluhan mereka dengan sungguh-sungguh juga bagian penting dari terapi,” ungkapnya.

Tak hanya pasien, para pendamping juga merasakan manfaat dari suasana positif yang dibangun. Rina, warga Kecamatan Guluk-Guluk, yang rutin menemani anaknya terapi pascastroke, menceritakan perubahan besar yang ia saksikan.

“Tadinya tangan anak saya tidak bisa digerakkan sama sekali. Tapi sekarang sudah mulai bisa terangkat. Saya percaya ini bukan cuma karena alat, tapi karena dedikasi para nakesnya,” ucapnya haru.

Sementara itu, Direktur RSUDMA Sumenep, dr. Erliyati, menekankan bahwa peningkatan mutu layanan, termasuk fisioterapi, adalah bagian dari komitmen jangka panjang manajemen rumah sakit.

Baca Juga :  Pengasuh Pondok Pesantren di Kangean Sumenep Jadi Predator Seks, 4 Santriwati Sudah Diperiksa

“Kami ingin menciptakan pelayanan rehabilitasi yang bukan hanya efektif, tetapi juga membuat pasien merasa tenang dan aman. Memberi pelayanan dengan hati adalah prinsip utama kami,” jelasnya.

Seiring dengan naiknya status rumah sakit menjadi Tipe B, dr. Erliyati menegaskan bahwa tanggung jawab mereka pun semakin besar.

“Status baru ini adalah amanah yang mendorong kami untuk memperluas jangkauan pelayanan sesuai standar nasional. Rumah sakit harus jadi tempat untuk sembuh secara utuh, bukan sekadar tempat mengobati penyakit,” tambahnya.

Dengan semangat melayani yang menyentuh sisi kemanusiaan dan profesionalitas yang tinggi, Poli Fisioterapi RSUDMA Sumenep kini menjadi teladan layanan kesehatan yang menyentuh hati.***