SUMENEP, MaduraPost – Dalam aksi demontrasi yang digelar mahasiswa di Kantor Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, saat menyoal program Santri Interprenuer menghasilkan sejumlah asumsi dan temuan. Selasa, 31 Oktober 2023.
Mereka menemukan sejumlah kejanggalan dalam pelaksanaan program Santri Interprenuer tersebut.
Salah satunya tentang para peserta yang usut punya usut adalah alumni santri bukan malah santri aktif di pondok pesantren.
Sebab itu, mahasiswa meminta dengan tegas Disbudporapar Sumenep segera melakukan evaluasi terkait program itu.
“Seharusnya, ada keberlanjutan dari program Santri Interprenuer itu. Sehingga, masih ada pemberdayaan bagi santri dan menyuplai perekenomian Sumenep,” kata Koordinator Lapangan (Korlap) aksi Pusat Antensi Kebijakan (Pusaka), Noris Sabit pada media, Selasa (31/10) pagi.
Sementara itu, Kepala Disbudporapar Sumenep, Moh. Iksan, tidak menampik soal adanya rumor peserta santri alumni dari program Santri Interprenuer itu.
Pihaknya mengucapkan terimakasih atas saran dan masukannya dari mahasiswa saat mendemo kantornya.
Ke depan, pihaknya berjanji akan lebih serius dalam progres program Santri Interprenuer tahun 2024.
“Jadi kami akan melakukan pendekatan kepada seluruh peserta yang sudah melakukan kegiatan tersebut,” kata Iksan saat melangsungkan diskusi bersama mahasiswa.
Lebih rinci, Iksan menceritakan perjalanan program Santri Interprenuer yang dimulai sejak tahun 2022 itu.
“Pertama, soal peserta yang diketahui adalah alumni santri. Pada tahun 2022, saat ia baru menjabat sebagai Kepala Disbudporapar Sumenep, proses pelaksanaan program Santri Interprenuer dipasrahkan penuh kepada pondok pesantren untuk merekrut peserta,” cerita Iksan.
“Kami 100 persen percaya atas pelaksanaan tersebut,” kata dia lebih lanjut.
Kemudian, pada tahun 2023, pihaknya mencoba melakukan sejumlah perbaikan atas adanya informasi peserta program Santri Interprenuer adalah alumni santri.
“Kami minta untuk peserta adalah (mereka santri, red) yang aktif. Bukan santri yang sudah keluar atau alumni,”
Untuk hasil dari program Santri Interprenuer tersebut, Iksan menyebut ada di sejumlah titik.
Di antaranya pondok pesantren yang berlokasi di Kecamatan Bluto, Ganding, Pasongsongan, serta Gapura.
“Untuk data ini, silahkan anda minta ke Kabid Pora. Mungkin dari anda yang ingin menelusuri,” kata Iksan.
Intinya, kata Iksan, pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dalam program Santri Interprenuer di tahun 2024 mendatang, harus lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.***






